Cirebon, NU Online
Hanya 3 dari puluhan santri dan siswa yang tak punya akun Facebook. Fakta itu terungkap saat moderator mengecek peserta kelas menulis antihoaks yang digelar LTNNU Kabupaten Cirebon di Pondok Pesantren Dar Al-Quran Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, Selasa (17/4).
Para pembicara mengupas pentingnya menulis yang baik dan benar bagi kalangan santri maupun pelajar. Para pembicara juga mengenalkan perbedaan hoaks dengan yang bukan di tengah masifnya informasi era media sosial.
"Nahdlyin di Cirebon sudah memiliki minat baca menulis tapi belum memiliki daya membaca. Warga NU juga sudah memiliki minat menulis, tapi belum memiliki daya menulis," kata Ketua PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozi dalam sambutannya membuka kelas menulis.
Karena itu, kata Aziz, pentingnya kelas menulis dalam rangkaian harlah ke-95 NU di Kabupaten Cirebon digelar. Harapannya, bisa menumbuhkan semangat daya baca dan tulis bagi warga NU terutama kalangan santri dan pelajar, terlabih menghadapi hoaks.
Empat pembicara hadir dalam kelas menulis di pondok pesantren yang dipimpin KH Drs Achmad Rifa'I itu. Mereka adalah Kabagbin Religi Mabes Polri Kombes Zainuri Anwar, Husain Ali dari radarcirebon.com, Ahmad Rofahan dari MetroTVnews.com dan Anis Al Hilmi, dosen Untag Cirebon.
Zainuri Anwar menyebutkan, dari 47 berita tentang kriminalisasi ulama, hanya 4 yang terverifikasi Mabes Polri. "Itu pun hanya tiga yang benar-benar ulama. Sementara, satunya lagi hanya orang biasa yang menyebut dirinya sebagai ulama," sebut kiai yang jadi polisi asal Tegalgubug ini.
Para peserta antusias mengikuti sesi demi sesi materi yang disampaikan setiap pembicara. KH Achmad Rifai juga berharap, kegiatan serupa bisa diselenggarakan bagi kalangan santri dan pelajar karena sangat bermanfaat. (Ayub Al Ansori/Abdullah Alawi)