Daerah

Nahdliyin Harus Berpolitik, Tapi Jangan Bawa NU

Ahad, 4 Februari 2018 | 12:53 WIB

Bekasi, NU Online 
Ketua PCNU KH Zamakhsyari menilai Pilkada yang akan diselenggarakan sertentak tahun ini, merupakan bagian dari hajatannya warga NU. Karena itulah seluruh badan otonom (banom) dan Keluarga Besar NU (KBNU) harus membantu kelancaran hajat itu.

"NU adalah ormas keagamaan yang tidak boleh buta politik. Sebab, keberadaan NU di mana pun berada sangat dipandang. Peran NU sangat dibutuhkan," tegasnya saat berceramah peringatan Harlah ke-92 NU di Gedung NU Center El-Sa'id, Sepanjangjaya, Rawalumbu, Kota Bekasi, pada Sabtu (3/2) malam. 

Kiai kelahiran Cengkareng, Jakarta Barat itu mengatakan bahwa salah satu sistem politik Aswaja adalah moderat (tawassuth). Karenanya, negara Pancasila merupakan sistem politik yang sangat tepat dan sesuai dengan NU.

"Politik NU itu mengatur dan menata masyarakat untuk memiliki kesadaran dalam hidup bernegara," katanya saat berceramah dengan "Karakteristik Aswaja NU dalam Perspektif Fiqih Politik". 

Dalam politik, Ketua MUI Kota Bekasi itu berharap agar warga NU tidak hanya menjadi penonton, melainkan harus mampu bermain dan memunculkan putra terbaik NU supaya memiliki peran yang sangat signifikan. 

"Karena itu, saya mempersilakan kepada warga NU untuk memiliki peran dalam berpolitik, tapi tidak menyalahi aturan yang berlaku. Artinya, silakan berpolitik, tapi tidak membawa nama lembaga," pungkasnya. (Aru Elgete/Abdullah Alawi)