Banyuwangi, NU Online
Setelah beberapa hari lalu jajaran Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Banyuwangi meluncurkan program LAZISNU yang bertajuk "Koin Bakti NU". Kini perwakilan pengurus LAZISNU MWC NU Kecamatan Banyuwangi membagikan puluhan kaleng bersticker "Koin Bakti NU" atas bantuan IPNU-IPPNU tingkat kecamatan, di beberapa perwakilan pengurus inti MWC NU Kecamatan Banyuwangi, banom, lembaga dan puluhan Alumni Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKP NU). Senin (17/4).
Pasalnya sebelum menggerakkan keterlibatan pengurus dan banom NU di ranah ranting, perlu jajaran pengurus di tingkat MWC untuk memberikan teladan melakukan ini.
"Berawal dari pengurus sendiri, setelah itu baru pada ranah akar rumput yaitu pengurus dan anggota di tingkat ranting NU di Kecamatan Banyuwangi," terang Wakil Ketua Tanfidziyah Haikal Kafili.
Haikal menegaskan, program ini patut dilaksanakan sesegera mungkin supaya organisasi ini dapat lebih mandiri pada setiap pelaksanaan rencana kegiatan yang sedang dan akan dilakukan. "Hakikinya program ini dari umat untuk umat. Tak mungkin disalahgunakan untuk kepentingan yang bersifat pribadi," tegas Haikal.
Selain itu, berdasarkan pengalaman kendala-kendala tahun lalu, diantaranya adalah kurang istikomahnya pengurus LAZIS untuk turun ke bawah guna menariki kaleng yang telah disebar, sambung Haikal.
"Karenanya butuh kerja sama antar banom khususnya IPNU dan IPPNU di tingkat kecamatan dalam hal penarikan. Selain, nanti juga akan dibantu oleh kader-kader alumni Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKP NU). Ini antisipasi permasalahan kurangnya ke-istikomah-an pengurus untuk turun ke bawah (turba)," tutur Haikal.
Ditambah masih ada permasalahan, katanya, yaitu kurangnya profesionalitas dalam mengelola keuangan yang telah terkumpul. "Karenanya kita tunjuk salah satu pengurus NU yang berprofesi di salah satu bank konvensional untuk membantu mengelolanya. Selain itu, kita juga bisa gabungkan sarjana-sarjana IPNU-IPPNU lulusan manajemen dan akuntansi. Insyaallah dengan ini, semua akan jauh lebih baik," yakinnya.
Begitu juga kita akan anggarkan dana untuk pembuatan laporan keuangan setiap bulan. Di mana laporan tersebut dilaporkan saat malam lailatul ijtima satu bulan sekali, katanya.
"Ini menambahkan akuntabilitas kinerja pengurus kepada setiap anggota. Supaya kita semua terbuka untuk saling percaya," tegasnya.
Nanti ketika dana awal ini sudah terkumpul, terkait penggunaannya terbagi dua kategori. Pertama digunakan untuk kepentingan perjalanan program organisasi, jelas Haikal.
"Artinya, ketika lembaga atau banom akan melaksanakan kegiatan akan mendapatkan kucuran dana bantuan dari LAZIS sesuai dengan kesepakatan pengurus LAZIS. Juga dapat digunakan sebagai bakti sosial, program beasiswa, dan pemberian dana untuk modal usaha bagi warga Nahdliyin yang kurang mampu," tuturnya.
Dan yang kedua, kata Haikal, dibutuhkan untuk kebutuhan administrasi antar lembaga dan banom, besarannya sesuai dengan kesepakatan pengurus LAZISNU.
"Karena administrasi tak kalah penting sebagai dokumentasi perjuangan," tutup Haikal. (M. Sholeh Kurniawan/Mukafi Niam)