Pontianak, NU Online
Hari Santri yang disahkan Joko Widodo pada 2015 lalu melalui Keppres Nomor 22 tahun 2015. disambut antusias sejumlah kalangan, termasuk kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) IAIN Pontianak, Kalimantan Barat. Mereka menggelar diskusi atau refleksi hari santri di taman depan gedung rektorat kampus setempat.
Baihaqi selaku senior dan dosen Fakultas Tarbiah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak mengatakan bahw santri adalah sosok tauladan pemuda negeri. “Karena sikap mereka yang tunduk terhadap ulama dan kiai, menggambarkan akhlak mulia murid terhadap guru,” katanya, Selasa (23/10).
Hari santri menggambarkan bahwa negara sangat menghargai keberadaan santri yakni dengan semangat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjaga kedamaian. “Hal ini sesuai isi Resolusi Jihad yang dikumandangakan Nahdlatul ulama di Surabaya pada tahun 1945,” jelasnya.
Sedangkan Zulkifli selaku senior sekaligus dosen Fakultas Adab dan Dakwah menjelaskan bahwa santri berperan dalam memerdekakan Indonesia. “Hal ini dapat dilihat dari alasan mengapa letak pondok pesantren jauh dari kantor kantor pemerintahan dahulu, agar para santri dan kyai bisa berjuang bergreliya melawan penjajah,” jelasnya.
Dirinya berpesan agar kader PMII bisa memperkokoh persatuan bangsa serta menjaga kedamaian negeri dengan tidak menghujat pemerintah. Karena saat ini terdapat organisasi yang menyampaikan citra buruk pemerintahan, bahkan mengatakan bahwa negara Indonesia adalah thaghut. “Padahal Indonesia dengan ideologi Pancasila sudah pas, demi menjaga keberagaman yang ada,” tandasnya. (Tiara Sari/Ibnu Nawawi)