Surabaya, NU Online
Gegap gempita peringatan Hari Santri melanda seluruh pelosok negeri. Berbagai aktivitas dan acara peringatan tersebut dari tahun ke tahun memang semakin semarak, sejak Presiden meneken Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Namun demikian apa spirit utama dari peringatan tersebut sehingga dapat diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada sekarang?
Demikian disampaikan Ustadz Ahmad Muntaha AM pada kegiatan Santri Khadijah Ngaji Kebangsaan, Senin (22/10). Acara tersebut diselenggarakan Sekolah Menengah Atas Khadijah Surabaya dengan pembanding HM Fahmi dan moderator Alaika Muhammad Bagus.
Dalam pandangan Ustadz Ahmad Muntaha AM, hari santri tidak bisa lepas dari fatwa jihad Hadratus Syekh KH M Hasyim Asy’ari. “Fatwa jihad yang dimaksud bukan Resolusi Jihad NU, 22 Oktober 1945, akan tetapi fatwa jihad sebulan sebelumnya yaitu pada tanggal 24 atau dalam sebagian versi 14 atau 17 September 1945,” katanya.
Dalam pandangan Sekretaris Pimpinan Wilayah Lembaga Bahtsul Masail NU Jatim ini, fatwa tersebut memuat tiga poin penting. Yaitu hukum memerangi penjajah adalah wajib, bila mati maka syahid dan pemecah belah persatuan bangsa wajib dibunuh.
“Inilah tiga substansi Fatwa Jihad yang dikeluarkan KH M Hasyim Asy’ari di Tebuireng Jombang, yang nyata-nyata mewariskan spirit bela NKRI dan lawan pemecah belah negeri,” urainya.
Pada kesempatan tersebut, alumnus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini mengingatkan peserta bahwa bangunan yang sekarang digunakan kegiatan diskusi awalnya merupakan gedung Muallimat Muslimat yang merupakan merupakan tempat transit laskar Hizbullah pada perang 11 November 1945. Juga merupakan tempat ngaji Hadlaratus Syekh KH M Hasyim Asy'ari di Surabaya.
“Gedung ini merupakan saksi sejarah perjuangan KH Abdul Wahab Turcham dalam mendakwahkan NU sekaligus mempertahankan kemerdekaan RI,” ungkap alumnus Pesantren Lirboyo Kediri ini.
Sehingga ada semangat yang harus selalu bergelora kala sejumlah kalangan memperingati hari santri. “Bahwa spirit utama hari santri adalah menjaga NKRI, serta melawan pemecah belah negeri,” tandasnya. (Ibnu Nawawi)