Pemprov Jatim Bantu Pembangunan Masjid KH Hasyim Asyari Sidoarjo
NU Online · Senin, 1 Maret 2021 | 05:30 WIB
Moh Kholidun
Kontributor
Sidoarjo, NU Online
Pembangunan masjid KH Hasyim Asyari yang berada di komplek Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) Jalan Lingkar Timur, Desa Rangkah Kidul, Kecamatan Sidoarjo kota membutuhkan anggaran sebesar Rp33 miliar.
Masjid yang berdiri di atas lahan 6,5 hektar itu rencananya akan dijadikan pusat pergerakan NU Sidoarjo. Saat ini sudah menelan anggaran Rp5 miliar untuk pembangunan pondasi dan pilar. Dana Rp5 miliar tersebut berasal dari bantuan hibah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo tahun anggaran 2020.
Untuk memenuhi kekurangan anggaran, panitia pembangunan masjid mengajukan bantuan hibah kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebesar Rp2 miliar. Oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa melalui Kepala Biro Kesejahteraan Sosial (Biro Kesos) Jatim, Hudiyono menyampaikan bahwa pengajuan bantuan sudah dalam tahap verifikasi lapangan. Dan tahun ini akan disalurkan.
Mantan PJ Bupati Sidoarjo yang akrab disapa Cak Hud itu meninjau langsung lokasi pembangunan masjid KH Hasyim Asyari yang nantinya akan menjadi ikon pergerakan warga NU Sidoarjo itu.
"Perintah dari ibu gubernur kita lakukan verifikasi lapangan, datang langsung ke lokasi untuk memastikan proses pembangunan masjid KH Hasyim Asyari di Sidoarjo," kata Cak Hud kepada NU Online usai melakukan kunjungannya di Sidoarjo, Ahad (28/2).
"Biro Kesos saat ini sedang memproses pengajuan hibahnya dan dalam waktu dekat bisa segera dicairkan," ungkap dia.
Masjid KH Hasyim Asyari yang memiliki luas 40 meter x 40 meter itu dibangun dua lantai, dan berada dalam satu komplek dengan Unusida. Target pembangunannya akan selesai pada 2024 mendatang.
Menurut Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo yang juga ketua pembangunan masjid KH Hasyim Asyari, KH Zaenal Abidin, ke depan komplek ini nantinya tempat akan dijadikan pusat pergerakan Nahdliyin. Konsep umumnya bangunan masjid ini kata Zaenal memadukan model Nusantara, mengakomodir budaya Jawa, China, Timur Tengah dan modern.
"Luas ruang utama ukuran 26 meter x 26 meter sesuai dengan tanggal lahir NU 1926 masehi. Empat tiang soko guru diberi nama imam 4 madzhab yakni Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali. Jarak antar soko guru dengan lainnya 9 meter, identik dengan Walisongo dan bintang sembilan. Jumlah tangga undakan pintu utama juga ada sembilan," ujar Kiai Zaenal.
Dirinya menambahkan, komplek ini nantinya selain ada bangunan masjid, juga ada sekolah TK Muslimat, MI/SD, Tsanawiyah/SMP, Aliyah/SMA dan Universitas NU. Juga akan dibangun kantor bersama (PCNU, Muslimat NU, Ansor dan Fatayat NU) dan dijadikan pusat pergerakan muharrik.
Kontributor: Moh Kholidun
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Gus Yahya Berangkatkan Tim NU Peduli ke Sumatra untuk Bantu Warga Terdampak Bencana
2
Kiai Miftach Moratorium Digdaya Persuratan, Gus Yahya Terbitkan Surat Sanggahan
3
Kronologi Persoalan di PBNU (7): Kelompok Sultan dan Kramat Saling Klaim Keabsahan
4
Majelis Tahkim Khusus, Solusi Memecahkan Sengketa untuk Persoalan di PBNU
5
Penembakan Massal Terjadi di Australia, Seorang Muslim Berhasil Lucuti Pelaku Bersenjata
6
Sehari Galang Donasi, Warga NU Losari Cirebon Kumpulkan Rp37 Juta untuk Korban Bencana Sumatra
Terkini
Lihat Semua