Daerah

Perempuan NU Harus Kembali ke Khittahnya

Selasa, 6 November 2012 | 09:54 WIB

Banda Aceh, NU Online
Kader Perempuan NU harus kembali ke khithahnya, basis NU adalah Pesantren dan harus kembali Ke Pesantren juga untuk membangun generasi muda NU ke depan.
<>
Hal itu disampaikan Ketua PWNU Aceh, Tgk H Faisal Ali pada Pembukaan Orientasi Kepemimpinan dan Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan HIV/AIDS Fatayat NU Aceh, minggu lalu, di Permata Hati Training Center Aceh Besar.

Dia menambahkan, kader Fatayat NU harus kembali ke khittahnya, yaitu ke dayah/pesantren untuk memberikan pemahaman kepada santri-santri khususnya perempuan. 

"Saat ini tenaga pengajar di pesantren umumnya laki-laki, untuk itu dibutuhkan tenaga pengajar dari kaum perempuan karena sesama perempuan akan lebih mudah berkomunikasi dan lebih terbuka, apa lagi menyangkut hal-hal khusus tentang kesehatan reproduksi perempuan," harapnya.

Faisal Ali mengharapkan agar pengurus Fatayat terus melakukan aksi-aksi yang membangun, khususnya terhadap perempuan. Karena mereka membutuhkan binaan dari generasi muda NU. Di samping itu, juga fokus untuk memfilter organisasi yang berbau aliran sesat dan anti kekerasan serta mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Keistimewaan dan SDM, Dr Ir Ismayani M.Sc saat membuka acara mengatakan, Perempuan Aceh harus mempu memperjuangkan hak-haknya, serta harus memperjuangkan perempuan-perempuan yang menjadi korban kekerasan seperti selama ini terjadi.

Dia juga mengatakan, seiring tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI- AKB) serta meningkatnya penderita HIV/AIDS di Aceh saat ini, harus ditindaklanjuti dengan upaya peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi kepada masyarakat.

"Program seperti ini sangat diharapkan oleh generasi muda Aceh, kehadiran Fatayat NU hari ini sangat bermanfaat bagi umat, sehingga ke depan diharapkan dapat meneruskan program-program yang lebih banyak dan bermanfaat bagi Aceh," ujar Ismayani

Kita berharap, Fatayat NU dapat memperbanyak kegiatannya di pesantren-pesantren, karena saat ini pengetahuan dan informasi yang dimilik oleh santri pesantren tekait dengan reprodusi sangat minim, ini menjadi tanggu jawab Fatayat.

Ditambahkan, penderita HIV/AIDS di Aceh akan terus meningkat jumlahnya jika tidak ada pihak-pihak peduli dengan masalah kesehatan reproduksi, pemerintah melalui Dinas Kehehatan dan BKKBN sangat mendukung keberadaan dan kegiatan Fatayat NU dalam melakukan sosialisasi dan kerja penjangkauan yang telah dilakukan. 

“Ke depan diharapkan anggota Fatayat NU, khususnya di Aceh mendapat kesempatan baik di legislatif dan eksekutif, untuk memperjuangkan program-program yang bermanfaat bagi perempuan.”

Ketua Fatayat NU Aceh, Abriati Yusuf mengatakan, program Orientasi Kepemimpinan dan Sosialisasi kesehatan reproduksi diikuti 42 peserta dari 22 kabupaten/kota, yaitu kader Fatayat NU yang mewakili daerah masing-masing untuk diberi pelatihan tentang kesehatan reproduksi.

Menurutnya, Fatayat NU Aceh telah melakukan beberapa program, di antaranya sosialisasi tentang kesehatan reproduksi terhadap perempuan ke pasantren, pencegahan HIV/AIDS di kabupaten/kota dan program pendidikan pra nikah bagi KUA di Aceh Besar dan Banda Aceh.

Kedepan Fatayat akan terus melakukan kegiatan-kegiatan di pesantren-pesantren, seperti selama ini telah dilakukan, Abriati menambahkan, pasca tsunami bayak kegiatan telah dilakukan, dan berharap kedepan bisa dipertahankan, kami juga berharap pemerintah Aceh terus mendukung. 

Kontributor: Nat Riwat