Daerah TRADISI

Petri Tuk Babon, Wujud Syukur Air Melimpah

Sabtu, 21 Desember 2013 | 04:06 WIB

Boyolali, NU Online
Di Masyarakat Lereng Merbabu, tepatnya di Desa Selo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten  Boyolali, Jawa Tengah, dikenal tradisi Petri Tuk Babon. Tradisi ini digelar sebagai wujud syukur warga setempat atas karunia sumber mata air, dan juga harapan agar tetap diberi air yang melimpah dan berkah.
<>
Tuk berasal dari bahasa Jawa yang bermakna sumber mata air. Sedangkan Tuk Babon dapat dimaknai sebagai sumber utama. Dan memang pada kenyatannya, Tuk Babon ini menjadi sumber penghidupan yang selama ini digunakan oleh warga di empat desa, yaitu Selo, Desa Samiran, Lencoh, Suroteleng, dan sebagian Desa Genting Kecamatan Cepogo.

Ketua adat setempat, Kasno Samiaji, menjelaskan tradisi juga erat kaitannya dengan Sejarah Keraton Surakarta, yakni legenda Goa Raja serta cerita tentang Paku Buwono VI yang mengalirkan air ke Pesanggrahan Ngendromarto dengan cara ditalang dengan kayu jati yang diambil dari Donoloyo.

“Jangan sampai generasi muda di sini tidak tahu asal usul Tuk Babon, yang merupakan sumber penghidupan kita semua,” kata Samiaji, saat digelar prosesi Petri Tuk Babon, Kamis (19/12).

Upacara Tuk Babon dimulai dengan keliling desa yang di lakukan para pemuda desa setempat. Mereka membawa gunungan yang berisi hasil bumi seperti jagung, ketela dan aneka sayuran dan buah. Setelah keliling kampung, gunungan ini diarak menuju tuk babon yang terletak sekitar 1,5 kilometer di atas pemukiman warga.

Setelah sampai di lokasi, warga memanjatkan doa bersama yang dipimpin oleh salah seorang tokoh. Di akhir acara, warga mengadakan kegiatan makan bersama, di mana gunungan dan aneka jajanan yang dibawa kemudian dinikmati bersama. (Ajie Najmuddin/Mahbib)