Jember, NU Online
Ketua Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Muhammadiyah Jember (UMJ), Jawa Timur, Fandi Winata menyatakan akan memprioritaskan Pelatihan Kader Dasar (PKD) dan sekolah gerakan. Hal tersebut sebagai fokus dalam kepemimpinannya satu tahun kedepan. Sebab, dua program tersebut sangat penting bagi pembentukan militansi kader.
“Dalam waktu yang singkat ini, kami berkomitmen untuk mempergunakan waktu sebaik-baiknya untuk menggelar PKD dan sekolah gerakan,” kata Fandi kepada NU Online di kampus UMJ, Senin (17/2).
Lajang asal Banyuwangi itu mengaku akan konsisten untuk menjaga amanah yang telah dibebankan kepada dirinya setelah dilantik beberapa hari lalu. Dikatakan Fandi, pelantikan tersebut merupakan pertanda bahwa gong untuk bekerja dan mengabdi melalui PMII telah dimulai.
“Sebagai kader, saya wajib melaksanakan tugas sebaik-bakinya,” ucap Fandi.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi program studi Akuntansi UMJ itu menambahkan, PKD sangat penting untuk membangun dan mengembangkan potensi dzikir, pikir dan amal saleh setiap anggota pergerakan. Dengan demikian, diharapkan idealisme dapat tertanam, dan ghirah pergerakan akan semakin tebal.
“Itulah yang menjadi keinginan kami, yaitu menggelar PKD sebaik mungkin,” jelasnya.
Menurut Fandi, sebagai organisasi yang berbasis pengkaderan, maka PKD merupakan tindak lanjut penggemblengan setelah mengikuti masa penerimaan anggota baru (Mapaba). Sehingga, PKD sifatnya adalah penggemblengan lanjutan bagi kader-kader PMII.
“Mahasiswa (dengan PKD) dilatih untuk menjadi kader yang matang dan mantap dengan pilihan organisasinya,” ungkap Fandi.
Selain itu, program lain yng dirancang dalam menakhodai PK PMII UMJ, adalah sekolah gerakan. Menurutnya, keberadaannya cukup penting untuk mendekatkan kader dengan masyarakat. Tidak sekadar dekat tapi juga memberikan advokasi terhadap persoalan yang menimpa masyarakat.
“Jadi kami berharap agar kader PMII tidak hanya sibuk di internal kampus, tapi juga punya kepekaan sosial dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Katanya, sekolah gerakan dibuat agar kader-kader PMII dapat mengetahui betapa banyak permasalahan yang timbul di tengah masyarakat. Lebih dari itu, diharapkan agar kader PMII tidak hanya fokus pada pengawalan permasalahan dalam lingkup kampus saja, tapi juga bisa keluar, berbaur dengan masyarakat, dan memberikan pendampingan terhadap mereka.
“Sekolah gerakan sangat menarik karena melibatkan masyarakat, sehingga kader tahu setiap problem yang mendera masyarakat, berikut jalan keluarnya,” urainya seraya bertekad untuk membesarkan PMII di UMJ.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi