Daerah JELANG MUKTAMAR Ke-33 NU

Posisi Mbah Bisri Syansuri di Tubuh NU dan NKRI

Sabtu, 4 April 2015 | 11:02 WIB

Yogyakarta, NU Online
Majalah Bangkit akan menampilkan tokoh-tokoh penting yang lahir dari rahim pesantren. Tema tentang tokoh ini akan terus dihadirkan untuk menyambut Muktamar ke-33 NU di Jombang, 1-5 Agustus nanti. Majalah Bangkit Edisi April 2015 membedah kronikal KH Bisyri Syansuri (Mbah Bisri) dengan tema “KH Bisyri Syansuri: Membangun Negara dengan Ilmu Fiqh”.
<>
“Serial tokoh pendiri NU hadir untuk membangunkan jiwa perjuangan generasi hari ini. Edisi kali ini Bangkit mengungkap jejak Mbah Bisri. Almarhum dikenal sebagai pecinta ilmu fiqih sepanjang hayatnya,” kata Pimpinan Umum Majalah Bangkit H M Lutfi Hamid, Jum’at (3/4) siang.

Peran dan jejak Mbah Bisri dalam berbangsa dan bernegara selalu dihiasi dengan pegangan kuat ilmu fiqih. Berbagai peristiwa sosial, politik dan kemasyarakatan selalu ada jawabnya dalam ilmu fiqih. Terbukti, ilmu fiqih menjawab berbagai problema kebangsaan dan kenegaraan. Ini terlihat dalam kasus Keluarga Berencana, UU Perkawinan, status DPR, dan lainnya.

“Walaupun hukum fiqih yang disuguhkan Kiai Bisri terkesan kaku, tetapi justru itu membuktikan bahwa prinsip memang harus dipegang dengan teguh. Membangun negara harus dilakukan dengan konsisten. Itu terekam dengan sangat jelas dalam diri Kiai Bisri,” tutur Lutfi Hamid.

Negara ini, lanjut Lutfi, sebenarnya sangat membutuhkan ilmu fiqih. Membaca Kiai Bisri, juga Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Chasbullah, dan Gus Dur, bisa membuka jalan baru ilmu-ilmu pesantren untuk hadir secara otentik menghidupkan kembali negarawan yang dibutuhkan bangsa ini di masa depan.

Edisi April ini tentu saja juga dilengkapi dengan berbagai rubrik dan laporan lainnya seperti Khotbah, Pesantren, Bangkit Muda, dan termasuk perkembangan perhelatan Muktamar di Jombang. (Suhendra/Alhafiz K)