Daerah

Puluhan Keluarga Mengungsi di Sekolah, Imbas Banjir di Kampung Melayu Jakarta

Rabu, 5 Maret 2025 | 06:30 WIB

Puluhan Keluarga Mengungsi di Sekolah, Imbas Banjir di Kampung Melayu Jakarta

Suasana pengungsian di SMPN 26 Jakarta, di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (4/3/2025) malam. (Foto: NU Online/Haekal)

Jakarta, NU Online

Puluhan keluarga harus rela meninggalkan tempat tinggalnya untuk mengungsi ke dua sekolah, yaitu SMPN 26 Jakarta dan SDN 01 di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur sejak Senin sampai Selasa (3-4/3/2025).


Relawan Lembaga Penanggulangan Bencana Dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DK Jakarta Jois menyebutkan terdapat 961 jumlah keseluruhan korban yang berada di sekitar RW 4 Dari RT 11,12,13,14, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur.


Ia menegaskan bahwa para pengungsi ini dievakuasi ke beberapa posko, seperti di SDN Kampung Melayu, Aula Masjid Itihadul Ikhwan, Aula Kelurahan Kampung Melayu, SMPN 26 Jakarta, dan sekitar Halaman Parkir RW 6 Kampung Melayu.


Saat NU Online mencoba memasuki area titik banjir, Salah Satu Staf RT 12 RW Defri mengatakan bahwa banjir sudah terjadi sejak Senin (3/3/2025) lalu dengan ketinggian mencapai 2 meter.


"Kalau nggak Salah hampir 60 Kartu Keluarga, kalau warga ada yang di ungsikan ke SMPN 26 Dan SD Kampung Melayu," katanya.


Saat wawancara berlangsung, sebagian warga yang hanya terkena banjir sekitar mata kaki orang dewasa, mereka sudah mencoba untuk bersih-bersih rumah bekas banjir.


Ketika NU Online mendatangi tempat pengungsian di SDN Kampung Melayu, para relawan tampak tengah membagikan berupa kacang hijau. Salah seorang ibu yang bernama Wiwi mengungkapkan kegelisahannya. Di sana, ia mengungsi bersama dua anak dan suaminya.


Sebelumnya, Wiwi juga mengaku telah mendapatkan nasi kotak untuk berbuka puasa dari pemerintah setempat. Akan tetapi, hingga saat ini, Wiwi beserta keluarga lainnya belum mendapatkan tempat tidur yang layak.


"Semoga cepat mengatasi masalah banjir dan mendapatkan bantuan," harapnya.


Tak jauh, salah satu korban yang mengungsi di SDN Kampung Melayu Siti Aisyah mengaku sudah resah dengan keadaan banjir. Ia beralasan usianya yang sudah tua juga perlu mengurus suaminya yang tampak terbaring lemah di atas tikar tanpa kasur.
 

"Semua pintu-pintu saya pada rusak sama perabotan saya pada hanyut. Suami saya lagi sakit jadinya repot," katanya dengan wajah memelas.


Saat ini, banjir masih belum dapat diprediksi kapan surutnya, bahkan pada pukul 20.00 WIB hujan turun kembali meski dengan intensitas ringan.