Prof Nachrowi: Perlu Kerja Cerdas untuk Sukses Dunia-Akhirat
Ahad, 10 Juli 2022 | 19:30 WIB
Kendi Setiawan
Penulis
Jakarta, NU Online
Selain mengajarkan untuk bekerja keras presisten atau berkesinambungan, Islam juga mengajarkan umatnya untuk bekerja secara cerdas. Artinya, seorang Muslim perlu menguasai ilmu pengetahuan agar produktivitsasnya bisa meningkat sehingga dapat berhasil dalam hidup di dunia dan akhirat.
Prof Nachrowi Djalal Nachrowi menegaskan hal itu saat khutbah Idul Adha, Ahad (10/7/2022) di Masjid Attauhid Arief Rahman Hakim Kampus Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta Pusat.
Ia mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan at-Tarmidzi yang artinya ‘Siapa yang menginginkan keberhasilan hidup di dunia, maka raihlah dengan ilmu; dan siapa yang menginginkan keberhasilan hidup di akhirat, maka raihlah dengan ilmu; sedangkan siapa yang ingin sukses dua-duanya, maka raihlah (juga) dengan ilmu.
Jika dicermati lebih dalam mengenai hadits tersebut, sambung dia, pernyataan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw 14 abad lalu itu tidak dapat disangkal kebenarannya oleh orang di era kini.
“Kita sama-sama tahu bahwa kita tidak bisa hidup layak di dunia ini tanpa bekal ilmu yang memadai,” ungkap Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI itu.
Ia menggambarkan, untuk membangun bangunan bertingkat, supaya tidak roboh diperlukan ilmu konstruksi yang hebat. Agar dapat memperbaiki jantung manusia yang agak rewel dibutuhkan ilmu kedokteran yang canggih. Lalu supaya dapat menanam suatu tanaman di lahan yang gersang diperlukan ilmu pertanian.
Prof Nachrowi meneruskan, bila diperhatikan, negara yang relatif maju di dunia ini adalah negara yang mayoritas penduduknya berpendidikan tinggi dan menguasai ilmu teknologi.
“Meskipun suatu negara mempunyai sumber alam melimpah, tetapi jika tidak didukung sumber daya manusia yang berpendidikan, negara tersebut tidak dapat memanfaatkan kekayaan alamnya secara optimal,” tandasnya.
Pentingnya literasi
Prof Nachrowi mengatakan, untuk membangun bangsa yang maju harus didukung dengan budaya literasi. Mengutip penelitian World Population Review 2022, negara-negara dengan tingkat literasi rendah cenderung miskin. Sedangkan negara-negara dengan tingkat literasi tinggi cenderung memiliki pendapatan per kapita yang tinggi.
“Sebagai ilustrasi, beberapa negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura mempunyai literacy rate yang relatif tinggi. Ketiga negara tersebut juga mempunyai pendapatan per kapita yang relatif tinggi,” terangnya.
Kebalikannya, sambung dia, negara-negara di Sub-Sahara Afrika yang mempunyai tingkat literasi rendah, cenderung menjadi negara miskin. “Dengan begitu, hadits yang menyatakan bahwa kalau kita ingin berhasil di dunia maka raihlah dengan ilmu pengetahuan memang benar,” tegas kata Prof Nachrowi.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua