Daerah

PWNU Riau Siap Jalankan Program MBG, Akan Awasi Pengolahan untuk Cegah Keracunan

NU Online  ·  Jumat, 26 September 2025 | 21:30 WIB

PWNU Riau Siap Jalankan Program MBG, Akan Awasi Pengolahan untuk Cegah Keracunan

Jajaran PWNU Riau saat berkunjung ke PBNU dan bertemu Ketua Umum PBNU Gus Yahya C Staquf, Jumat (26/9/2025). (Foto: dok. PWNU Riau)

Jakarta, NU Online

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Riau menyatakan kesiapannya untuk menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan membuka Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG bagi sekolah dan pesantren di lingkungan NU.


“Kami berharap ada 10 (dapur MBG). Tapi berapa pun dikasih oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), kami siap melaksanakan,” ujar Ketua PWNU Riau, KH Abdul Khalim Mahali di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (26/9/2025).


Ia menyampaikan bahwa setiap titik dapur SPPG akan mencakup 3.000 sampai 4.000 santri. Namun, Kiai Khalim masih menunggu informasi teknis dari PBNU.


"Hari Senin akan keluar aturan juknisnya seperti apa, seperti apanya,” katanya.


Kiai Khalim mengatakan bahwa Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyambut baik rencana tersebut dan memberikan persetujuan prinsip.


"Beliau menyambut bagus dan saya juga sudah menyiapkan tim satgas yang menangani ini,” katanya.


Lebih lanjut, PWNU Riau menargetkan dapur MBG dapat mulai beroperasi pada Oktober 2025 mendatang.


“Kalau titik sudah oke, dapur sudah oke, insyaallah Oktober sudah bisa berproses,” ujar Kiai Khalim.


Ia menekankan bahwa pentingnya pengawasan yang ketat. PWNU Riau akan mengawasi secara langsung pengolahan makanan untuk mencegah kasus keracunan.


"PWNU Riau akan melakukan pengawasan langsung, misalnya mengecek standar menu makannya seperti apa, ada ahli gizi juga di masing-masing tempat, kami juga mengawasi pengolahannya sehingga yang menimbulkan keracunan dapat dicegah,” ucapnya.


Kiai Khalim menyampaikan bahwa di Riau, terdapat lebih dari 300 pesantren, dengan sekitar 200 lebih berafiliasi dengan NU.


"Kita berencana menggandeng Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) untuk memberikan edukasi terkait standar pelayanan,” ujarnya.


Ia menyampaikan bahwa titik dapur MBG akan berlokasi di dalam pesantren maupun di lokasi terdekat.


“Tidak semua pesantren punya lahan besar, kita mungkin sewa yang dekat situ, tapi ini memastikan pelayanan harus base quality yang harus kita jaga,” katanya.


Kiai Khalim berharap, program MBG ini dapat membantu santri dan siswa, baik di Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU maupun di pesantren.


“Banyak siswa yang terbantu. Kami memastikan bahwa pelayanan kualitasnya harus number one atau wahid, jangan sampai bentuk makanan tidak sesuai standar karena hanya mengejar untung,” ucapnya.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang