Grobogan, NU Online
Rambut dan jenggotnya memutih, penanda umurnya menua. Namun, sama sekali tidak mengurangi semangatnya untuk turut serta bersama anggota lainnya untuk mengamankan Pengajian Akbar Harlah ke-92 NU dan Hari Jadi ke-292 Kabupaten Grobogan di alun-alun Kabupaten, Rabu malam (28/2).
Dialah Mbah Darsono. Ia merupakan satu dari lima orang anggota Banser yang mengalami kecelakaan di Tol Tembalang sebulan lalu (21/1). Terlihat jelas bekas jahitan di pelipisnya karena peristiwa itu.
Waktu itu, ia bersama rombongan tengah dalam perjalanan pulang menuju Grobogan setelah selama tiga hari mengikuti Pendidikan Kader Lanjut Banser di Bergas, Ungaran. Nahas, mobil yang ditumpanginya mengalami kecelakaan hingga menewaskan satu temannya, Miftakul Huda (48). Ia sendiri mengalami luka cukup serius, 17 jahitan.
Peristiwa kecelakaan yang mengerikan itu sampai saat ini masih ia ingat betul. Detail kejadiannya tidak pernah luput. Sekalipun demikian, sampai pada detik ini ia mengaku tidak pernah merasa "gelo" atas peristiwa yang menimpa dirinya itu.
“Apakah kecelakaan tersebut membuat kapok menjadi Banser?”
"Sama sekali saya tidak kapok jadi Banser," jawabnya.
Kecelakaan tersebut justru memompa semangat pria asal Kecamatan Toroh itu untuk terus menerus mengabdikan diri bagi agama, bangsa dan ulama melalui Banser.
"Luka ini" ia katakan dengan menunjukkan bekas jahitan di pelipisnya, "semoga kelak di akhirat menjadi saksi pengabdian saya, yang nantinya akan berbicara memberikan saksi atas pengabdian saya," jelasnya.
Maka untuk menghormati pengabdiannya, NU CARE-LAZISNU Jawa Tengah memberikan santunan kepadanya bersamaan dengan pemberian bantuan bedah rumah dan pembuatan sanitasi di Kabupaten Grobogan.
Secara simbolis penyerahan bantuan diberikan di sela-sela pengajian Akbar di alun-alun Kabupaten Grobogan, Rabu (28/2) malam. (Riza/Abdullah Alawi)