Daerah

Sejumlah Nasihat dan Suluk dari Almaghfurlah KH Zubaidi Muslich Jombang

Senin, 4 November 2024 | 11:00 WIB

Sejumlah Nasihat dan Suluk dari Almaghfurlah KH Zubaidi Muslich Jombang

Kegiatan Haul Akbar ke 13 KH M. Zubaidi Muslich (Abuya Zubaidi) di Yayasan Darul Marfu', Jakarta Selatan pada Ahad (3/11/24). (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Ikatan Santri dan Alumni Pondok Pesantren Mambaul Hikam (Insan Al-Hikam) menyelenggarakan Haul Akbar ke 13 KH M. Zubaidi Muslich (Abuya Zubaidi). Acara dilaksanakan di Yayasan Darul Marfu', Jakarta Selatan pada Ahad (3/11/24).


Hadir dalam acara tersebut Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Kiai Samsul Ma'arif, Ketua Insan Al-Hikam H Andi Syafrani, Dewan Penasihat Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) DKI Jakarta KH Irfan Zidni, sejumlah dzuriyah Abuya Zubaidi serta ratusan jamaah lainnya.


Putra ketiga Abuya Zubaidi, Gus Ahmad Izzuddin menuturkan bahwa haul bukan hanya momentum untuk mengenang serangkaian kisah bersama kiai semasa di pondok pesantren saja, tetapi juga agenda rutin tiap tahun itu harus ditempatkan sebagai upaya untuk memahami lalu menghayati kembali laku spiritual kiai asal Banyuwangi tersebut.


"Forum ini harus kita jadikan forum untuk mengingat kembali nasihat dan suluk Abuya M. Zubaidi Muslich," ujarnya saat ceramah. 


Menurut Gus Izzuddin, sapaannya, nasihat serta suluk Abuya Zubaidi yang harus diupayakan adalah keistiqomahannya. Hal ini lantaran kiai yang sekaligus murid Kiai Idris Kamali itu telah menjaga kedisiplinan waktu dan tempat dalam beramal. Mulai dari mendisiplinkan tempat dan waktu makan hingga mengawal jamaah santri. 


"Itu sesuatu yang senantiasa beliau ucapkan dan beliau kerjakan, fi kulli halin wa 'amalin," terang putra Abuya yang tengah menjabat sebagai Direktur Ma'had UIN Maliki, Malang itu.


Selain istiqamah, hal yang perlu dicontoh dari Abuya Zubaidi adalah semangatnya dalam mendidik dan mengajar. Semangat tersebut, hemat Gus Izzuddin, bertolak dari kata 'hikmah' dalam QS Al-Baqarah 269 yang dimaknai dengan memberdayakan ilmu untuk beramal shaleh. 


"Tapi bagaimana ilmu yang sedikit/banyak itu diformulasikan untuk menjadi hikmah. Hikmah itu bagaimana ilmu dipakai untuk landasan kegiatan yang baik," sambungnya.


Sikap yang seharusnya dijadikan contoh selanjutnya ialah komitmen Abuya Zubaidi untuk bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan ajaran agama Allah swt. Komitmen tersebut, hemat Gus Izzuddin, sejalan dengan perintah Allah swt kepada Nabi Muhammad untuk tetap pergi menuju Perang Tabuk sekalipun tantangan yang dahsyat, sebagaimana terlukis dalam QS. Al-Hajj ayat terakhir. 


Lebih lanjut, Gus Izzuddin mengajak para hadirin agar memahami dan mengupayakan kembali komitmen dan etos perjuangan semacam itu. Hal itu karena sebagian besar kalangan santri belum memiliki ruh jihad, sekalipun ditempa berbagai ilmu agama saat di Pesantren. Ia juga berharap agar momentum haul dapat menjadi jembatan bagi para santri untuk saling menguatkan tali kebaikan sampai di akhirat kelak.


Senada, sebelumnya Kiai Samsul Ma’arif mengatakan bahwa di antara tujuan diadakannya haul antara lain ialah meneladani sifat-sifat para kiai. Menurut Kiai Samsul, Abuya Zubaidi merupakan salah seorang yang memiliki sifat wara’. Selain itu, Abuya Zubaidi juga memiliki kemampuan menjelaskan materi pelajaran dengan jelas dan mudah dipahami.


Sebagai informasi, Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam Jombang. Pesantren tersebut terintegrasi dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Al-Hikam, Jombang. Instansi pendidikan Islam tersebut berfokus pada kajian kitab kuning (turots) dan konservasi lingkungan. Secara geografis terletak di sebelah utara Pesantren Tebuireng, tepatnya di Jl. Masjid Awwabin Nomor 12 Jatirejo, Diwek, Jombang.