Daerah PILKADA

Suara Nahdliyin Sangat Menentukan

Jumat, 24 Mei 2013 | 22:25 WIB

Probolinggo, NU Online
Suara warga Nahdliyin sangat menentukan dalam pemilihan calon pemimpin Kota Probolinggo untuk lima tahun ke depan. Tidak heran, jika semua bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Probolinggo saling berebut untuk mendapatkan simpati.<>

Berdasarkan hasil pendaftaran hari terakhir di KPUD Kota Probolinggo, terdapat empat balon Wali Kota dan Wawali Kota Probolinggo. Mereka adalah Zulkifli Chalik dari Partai Golkar yang mencoba menarik simpati warga Nahdliyin dengan menggandeng Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Probolinggo H. Maksum Subani.

Pasangan calon dengan akronim Zam-Zam ini mengharapkan mampu merebut suara Nahdliyin sebanyak-banyaknya. Tidak tanggung-tanggung mereka juga sukses mendapatkan dukungan dari parpol Islam lainnya PPP.

Selanjutnya Hj. Rukmini Buchori dan Suhadak dengan akronim Harus Pas yang digandeng oleh PDI Perjuangan. Pasangan calon ini juga mencoba merebut suara Nahdliyin dengan melakukan pendekatan ke beberapa kiai dan pengasuh pesantren di Kota Probolinggo.

Pasangan calon ketiga adalah Habib Hadi Zainal Abidin yang berpasangan dengan M. Kusnan dengan akronim Handalanku. Pasangan ini didukung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang notabene dilahirkan oleh NU. Sudah barang tentu dukungan warga Nahdliyin juga akan banyak pada pasangan ini.

Terakhir adalah pasangan calon Dewi Ratih dan As’ad Anshari yang didukung oleh PKNU dan beberapa parpol lain. Pasangan dengan akronim Deras ini jelas juga sangat mengharapkan suara mayoritas dari warga Nahdliyin.

Sebagai organsasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, suara warga Nahdlatul Ulama pasti diincar oleh sejumlah partai politik. Jika melihat kulturnya, sebagian besar suara Nahdliyin akan terbagi kepada tiga partai politik, diantaranya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama’ (PKNU).

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah sejauh mana upaya partai politik merebut suara Nahdliyin? Kemudian, bagaimana sikap NU pada Pilwali mendatang, mengingat seluruh pasangan calon berlatar belakang NU?

Menurut Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Probolinggo Achmad Hudri, diprediksikan suara Nahdliyin akan terbagi kepada seluruh calon. Tidak menutup kemungkinan juga kepada yang beraliran nasionalis. Jika ada dukungan dari salah satu pengurus NU kepada salah satu calon, maka dukungan tersebut sifatnya indvidual bukan secara kelembagaan.

“NU secara kelembagaan tidak dalam posisi dukung mendukung salah satu calon dalam Pilwali. parpol. NU tetap berpegang kepada khittah bahwa NU tidak boleh berpolitik praktis,” ungkapnya singkat.



Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar