Sukses Sedekah Sampah, Bupati Tegal Minta Muslimat Fatayat NU Terus Berlanjut
Kamis, 13 Agustus 2020 | 03:00 WIB
Kegiatan pengumpulan sampah untuk program sedekah sampah peduli dilakukan PAC Muslimat Fatayat NU Bojong Kabupaten Tegal (Foto: NU Online/Nurkhasan)
Nurkhasan
Kontributor
Tegal, NU Online
Program Sedekah Sampah Peduli Covid-19 yang digagas Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU-Fatayat NU Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mendapat apresiasi Bupati Tegal Hj Umi Azizah.
"Ini gerakan yang luar biasa yang dilakukan oleh kaum ibu. Apa yang telah dilakukan oleh Muslimat dan Fatayat NU Bojong layak dikembangkan di tempat-tempat lain," ujarnya
Dikatakan, program sedekah sampah selain bisa mengurangi polusi, juga ternyata bernilai ekonomis dengan dibelikan alat pencuci tangan portabel dan disumbangkan ke pesantren-pesantren. Oleh karena itu, dirinya meminta anggota muslimat dan fatayat untuk terus menggerakkan warganya untuk terus mengumpulkan sampah yang bernilai ekonomi .
Hj Umi Azizah yang juga Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Tegal mengajak anggota muslimat dan fatayat untuk tidak lelah berbuat mengumpulkan sampah dengan diniati sedekah dan program sedekah sampah yang digagas PAC Muslimat NU dan Fatayat NU Kecamatan Bojong harus kita tularkan ke anggota lainnya di luar Bojong.
"Program ini berhasil tidak lain karena pengalaman Bank Sampah Nurul Hikmah Tuwel (Bank Sampah terbaik se-kabupaten Tegal) dalam mengelola sampah selama ini," ucapnya.
Menurutnya, pandemi yang terjadi di negara ini adalah tanggung jawab bersama. Dan organisasi kemasyarakatan merasa harus ikut memberikan kontribusi. Sehingga kegiatan organisasi bukan hanya terfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan.
"Tapi masalah-masalah lain yang terjadi di tengah-tengah masyarakat juga bagian dari program organisasi," pungkasnya.
Ketua PAC Fatayat NU Kecamatan Bojong Khayun Badriyah kepada NU Online, Kamis (13/8) mengatakan, gerakan sedekah sampah merupakan upaya menggalang sampah rongsok yang bernilai jual yang hasilnya akan disumbangkan untuk kepedulian dalam pencegahan penanganan Covid-19.
"Masing-masing ranting mengumpulkan sampah rongsok yang bernilai jual yang diperoleh dari seluruh anggota. Kemudian dihimpun oleh Pengurus Anak Cabang pada tempat penampungan rongsok yang disediakan," katanya.
Khayun mengaku, awalnya pengurus merasa pesimis mengingat kegiatan gerakan sedekah sampah saat itu dimulai pada bulan Ramadhan lalu dan ditambah akses informasi hanya lewat grup WA dan tentunya banyak kendala. Pasalnya, masing-masing ranting tidak sama dalam menangkap informasi yang diberikan juga kendala yang lain yang dihadapi.
"Sepekan adalah waktu yang pengurus berikan kepada ranting dalam pengumpulan sampah rongsok. Tanpa diduga, antusiasme ranting dalam program sedekah sampah sangat luar biasa sekali, dan ini di luar ekspektasi," ungkapnya
.
Menurut anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Tegal itu, hasil sampah rongsok yang diperoleh pada tahap 1 adalah sebanyak 7,607 ton dengan hasil akhir penjualan bersih sebesar Rp10.577.400.
"Sayangnya pada saat itu harga sampah rongsok sedang mengalami penurunan yang sangat drastis dibanding harga sebelum adanya Pandemi. Seandainya masih harga normal, akan didapatkan harga jual senilai 25 juta," urainya.
Ketua Pimpinan Anak Cabang Muslimat NU Kecamatan Bojong Hj Bariroh menambahkan, dari hasil penjualan sampah rongsok tersebut yang niat awalnya akan dibelikan Alat Pengaman Diri (APD) untuk tim medis.
"Setelah dikonsultasikan ke pihak pemerintah ternyata ketersediaan APD di kabupaten Tegal setelah hari Raya Idul Fitri sudah terpenuhi, sehingga dialihkan pengadaan Alat Cuci Tangan Portabel," jelasnya.
"Selanjutnya bantuan alat cuci tangan tersebut diberikan ke sejumlah Pesantren yang ada di wilayah kecamatan Bojong, Bumijawa, dan kecamatan lainnya yang penyalurannya lewat PC Muslimat NU Kabupaten Tegal," sambung Bariroh.
Dia yang juga Direktur Bank Sampah Nurul Hikmah Tuwel Bojong berharap, suksesnya gerakan sedekah sampah tahap 1 akan ada tindak lanjut yaitu munculnya bank sampah-bank sampah baru di seluruh ranting yang ada. Sesuai program kerja MusfatNU sekaligus tema konferancab.
Selain itu, PAC Musfatnu Bojong juga menggagas gerakan meninggalkan steorofoam dengan membuat Tumbler (botol minuman) untuk dibawa di setiap kegiatan sehingga tidak ada lagi air minum dalam kemasan.
"Dan sebagian anggota anggota sudah memiliki tumbler tersebut. Dan juga setiap kegiatan wadah nasi menggunakan daun pisang," imbuhnya.
Kontributor: Nurkhasan
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua