Daerah

Terendam Banjir, Pesantren Sirojul Munir Bekasi Minta Pemkot Keruk Sungai

Rabu, 5 Maret 2025 | 08:00 WIB

Terendam Banjir, Pesantren Sirojul Munir Bekasi Minta Pemkot Keruk Sungai

Halaman Pesantren Sirojul Munir Bekasi yang terendam banjir pada Selasa (4/3/2025). (Foto: dokumentasi pesantren)

Jakarta, NU Online

Pesantren Modern Sirojul Munir Kota Bekasi terendam banjir akibat curah hujan yang lama sejak Senin hingga Selasa (3-4/3/2025).


Sekretaris Pimpinan Pondok Modern Sirojul Munir Muhammad Dzul Azmi menerangkan bahwa air mulai naik ke sekitar pesantren sejak Senin pukul 12.00 WIB, karena sebelumnya hujan tidak henti-henti mengguyur  selepas pukul 19.15 WIB. 


"Hujan terus membesar di jam 22.30 WIB, sehingga menjadi catatan sejarah pertama kalinya pesantren terkena banjir," katanya saat dihubungi NU Online.


Beruntung, kata Azmi, tidak ada korban jiwa dan kerugian materiel yang banyak. Meski begitu, pesantren menjadi sangat kotor akibat bekas banjir yang masuk hingga ke dalam kelas-kelas.


"Jadi, santri punya pekerjaan rumah untuk bersih-bersih kelas karena dampak banjir itu sendiri," ucapnya.


Terkait kegiatan belajar-mengajar, Sekretaris PC Ansor Kota Bekasi itu mengungkapkan bahwa saat ini para santri sudah dipulangkan. Selain diminta oleh orang tuanya, pesantren juga khawatir atas kejadian banjir tersebut.


"Banyak wali santri yang meminta pondok untuk memulangkan santri agar membantu rumah-rumah yang kebanjiran, maka kegiatan belajar mengajar terpaksa kami liburkan," ujarnya.


Di samping itu, Azmi meminta Pemerintah Kota Bekasi untuk mengeruk sungai agar normal seperti sedia kala. Seharusnya, tegasnya, permasalahan itu tidak perlu diingatkan oleh masyarakat.


"Untuk Pemerintah Kota Bekasi, sebetulnya ini adalah kejadian yang sudah lama yang sebetulnya sudah harus selesai sih. Persoalannya adalah tidak adanya juga semacam pengairan dan penampungan air yang baik di wilayah ini," jelasnya.


"Persoalan utama juga tidak terlaksananya normalisasi sungai atau pengerukan sungai dari hulu sampai Ä·e hilir, dari dulu wacana-wacana pemerintah saja," tambahnya.


Meski begitu, ia tidak menafikan bahwa masyarakat Kota Bekasi masih banyak yang belum peduli terhadap kebersihan sungai sampai bencana banjir seperti hari ini pun dapat terjadi.


"Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai terutama untuk membuang sampah sembarangan karena Kota Bekasi ini kalau kita lihat juga keadaan sampai di sungai sangat banyak sehingga mampet dan meluap dari aliran sungai," ungkapnya.