Daerah PILKADA

Ulama Minta Jaga Persatuan Umat

Kamis, 27 Desember 2012 | 09:32 WIB

Kudus, NU Online
Tahun 2013 mendatang akan  menjadi momentum pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) di sejumlah daerah termasuk pilihan gubernur Jawa Tengah dan bupati Kudus. 
<>Dari dinamika politik yang sedang berlangsung, pilkada bukan saja akan  melahirkan pemimpin baru melainkan juga rawan terjadinya  perpecahan ummat.

Hal demikian  yang menjadi kekhawatiran  para ulama NU terhadap pelaksanaan pilkada. Dalam berbagai kesempatan, ulama berpesan agar pelaksanaan pilkada tidak menjadi gejolak yang bisa berakibat terpecahnya persatuan umat.

Mustasyar PBNU KH Sya'roni Ahmadi mengharapkan dalam pilkada umat Islam selalu menjaga kerukunan dan tidak perlu saling bertengkar antar sesama.

"Jangan saling gegeran, kita harus tetap rukun. Toh, nanti yang terpilih hanya satu,” pesannya dalam acara haul Raden Mohammad Syarif di Desa Padurenan Gebog Kudus, beberapa waktu lalu.

Ulama kharismatik ini berharap bisa mencontoh pilkada di daerah Madura yang berlangsung aman dan damai serta bisa saling menerima hasilnya.

“Sekali lagi, umat Islam harus tetap rukun, meski rumahnya berbeda, apalagi nanti di akhirat, umat Islam akan saling men-syafaati,” tandas mbah Sya’roni, sapaan akrabnya.

Pernyataan senada juga disampaikan Rais Aam Jam’iyah Thariqah Mu’tabarah an Nahdliyyah Habib Luthfiy bin Yahya. Pada acara pengajian Kebangsaan mengenang haul tiga tahun Gus Dur Ahad (23/12) kemarin, Habib Luthfi mengajak umat untuk bisa menjaga ketentraman dan kerukunan daerahnya masing-masing.

“Pilihan kita boleh berbeda, tetapi jangan sampai saling memojokkan orang lain,” tandas Habib asal Pekalongan ini.

Secara khusus, Habib meminta umat Islam di Kudus mengutamakan ketentraman daripada kepentingan sesaat. 

“Ingat Kota Kudus ada dua wali besar. Jadi  harus bisa member contoh bagi daerah-daerah lain,” tegas Habib Luthfi di depan ribuan jama'ah yang hadir di Gedung JHK Kudus.

Rais PWNU Jawa Tengah KH A’wani memberikan kebebasan kepada warga NU menentukan pilihan politiknya. Namun, pesan KH A’wani, dalam bersikap harus menggunakan etika politik menjaga persatuan warga NU.

“NU member kebebasan, tetapi melarang warga NU mencela orang lain. Ini demi persatuan Nahdlatul Ulama,” tegas KH A’wani pada acara Muskercab PCNU Kudus, Sabtu (22/12).

Pada acara yang sama itu, Rais PCNU Kudus KH Ulil Albab Arwani mengajak warga NU tetap bersatu menghadapi Pilkada.

“Yang penting pilihlah pemimpin karena Allah, tentu saja memilih yang menurut kita bisa diberi amanah,” katanya. 

Berpolitik bagi NU, imbuh Gus Bab, tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan sesama dan memecah belah persatuan. 

“Maka jangan sampai perbedaan ini menjadi bertengkar yang mengakibatkan dalam NU tidak mau bersatu. NU tidak ikut berpolitik, NU selalu bersatu,” tandasnya dihadapan pengurus lembaga, lajnah dan banom NU Kudus.

Sebagaimana diketahui, pemilihan bupati Kudus dilaksanaan bersamaan waktunya dengan pilihan Gubernur Jawa Tengah pada pada Bulan Mei mendatang, Kasak-kusuk dan dinamika politik di kota kretek ini sudah terlihat mempengaruhi masyarakat.

Redaktur      : Hamzah Sahal
Kontributor  : Qomarul Adib