Fragmen

Klinik Milik Cabang NU di Jawa Barat Sejak 1934

Jumat, 31 Mei 2019 | 03:30 WIB

Saat ini, Nahdlatul Ulama memiliki beragam lembaga yang menangani berbagai bidang dan badan otonom yang merupakan perhimpunan berbagai profesi. Salah satu lembaga NU adalah Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama. Lembaga yang masih muda.
 
Menurut Ensiklopedia NU, lembaga ini dibentuk sebagai hasil Muktamar NU di Donohudan (2004) yang memutuskan pembubaran Lembaga Sosial Mabarrot (LSM). 
 
LKNU dalam hal ini mengambil alih tugas penanganan masalah kesehatan. Sementara masalah sosial ditangani oleh Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU). Nama LKNU adalah hasil keputusan Muktamar NU ke-32 di Makassar, Sulawesi Selatan, untuk mengganti nama Lembaga Pelayanan Kesehatan NU (LPKNU) yang ada sebelumnya. 
 
LKNU menjalankan sejumlah program yang secara langsung bersentuhan dengan masyarakat, seperti penanganan masalah tuberkolosis, malaria, dan HIV/ AIDS, serta mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di pesantren. Dulu, lembaga ini memiliki Klinik Avicenna yang berada di Gedung PBNU, Jakarta. 
 
Selain itu, lembaga ini mengoordinasikan berbagai rumah sakit milik NU yang ada di daerah agar bisa berkembang dengan baik. Tentang rumah sakit NU saat ini telah ada perhimpunannya, namanya Arsinu atau Asosiasi Rumah Sakit NU. 
 
Dalam bentuknya yang lebih sederhana, pada masa NU awal berdiri, usaha memberikan layanan kesehatan kepada warga telah dilakukan. Data tertua saat ini yang ditemukan NU Online, pertama dilakukan di Serang, Banten, tahun 1934, masa kepemimpinan KH Syam’un, tokoh yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional tahun lalu. Kemudian di Jombang, dan Bandung. 
 
Dalam catatan ini khusus membahas upaya kesehatan yang dilakukan NU di daerah Jawa Barat. Serang masuk dalam tulisan ini mengingat pada tahun 1930-an menjadi bagian dari Jawa Barat. Jadi, Jawa Barat yang dimaksud di sini bukan teroteri provinsi saat ini.  
 
Kabar NU serang memiliki klinik ditemukan pada laporan Cabang NU Serang di Muktamar NU kesebelas yang berlangsung di Banjarmasin pada tahun 1936. Namun, menurut laporan itu, sayang sekali, karena dokter itu klinik dipindahtugaskan ke daerah Kalimantan, sehingga itu hanya berjalan dua tahun. 
 
Dari laporan itu, sepertinya Cabang NU serang hanya menyediakan tempat untuk klinik, sementara dokter yang bertugas adalah orang pribumi yang bekerja di pemerintah Hindia Belanda yang berkedudukan di Serang. Karena itu dilaporkan tahun 1936, berarti klinik itu dimulai tahun 1934. Secara nasional berarti setelah 8 tahun NU berdiri.
 
Kedua, upaya kesehatan melalui klinik yang dilakukan cabang NU Bandung. Nah, Kabar upaya membangun poliklinik NU di Jawa Barat berasal dari majalah Berita Nahdlatoel Oelama yang mengundang khalayak untuk hadir pada acara peresmian poliklinik tersebut. 
 
Berikut undangan tersebut: 
 
 
Bandoeng & Tjiparai 
 

Bandoeng den 6 Maart 1941


Assalamoe'alaikoem W. W. 
 

Dengan ini kami Pengoeroes Djam’ijah NAHDLATOEL ‘OELAMA Tjabang Bandoeng dan Tjiparaj mempermaloemkan dengan hormat bahwa nanti pada hari AHAD, tg. I6 Maart 1941, Insja Allah akan dilangsoengkan pemboekaan POLIKLlNIEK en HULPHOSPITAAL NAHDLATOEL 'OELAMA’ bagi oemoem. Tempatnja di sebelah roemah toean Wedana Tjiparai, wakoetoenja poekoel 8 pagi-pagi.

 

Dengan pengharapan jang sangat besar kami persilahkan soepaja Toean soeka hadlir dan mendo‘a atas ini pemboekaan ROEMAH SAKIT ISLAM. Toean-toean poenja do‘a dan kedatangan kami hargakan tinggi dan oetjapkan beriboe terima kasih.

 

Wassalam a/n Pengoeroes 
 

Kiai H. Abdulrahman (Oedoeng) 
Wiratmana Hassan 
Danamihardja 

 
Majalah itu melaporkan, rapat ramai pembukaan (peresmian) poliklinik itu pada Minggu 16 Maret 1941 dengan judul Polikliniek dan Hulphospitaal, Oesaha Nahdlatoel Oelama Tjiparaj. Ciparay merupakan daerah Bandung selatan. Saat ini masuk ke dalam wilayah kabupaten Bandung. (Abdullah Alawi)