Kursi, dalam artian jabatan selalu menjadi rebutan, tak terkecuali kursi anggota DPR. Posisi-posisi itu dikejar oleh banyak orang melalui proses pemilihan umum.
Ada kursi kepala desa dalam pilkades, ada kursi bupati dan wali kota dalam pilkada kabupaten dan kota, dan ada juga kursi gubernur serta presiden dalam pilgub dan pilpres.
Lantas kenapa kursi sebegitu menariknya untuk diperebutkan? Hal ini menjadi pertanyaan di benak Rokimin, pemuda kritis di sebuah desa yang belum lama ini telah mengantarkan anaknya di hari pertama masuk sekolah.
Rokimin sedang berbincang santai dengan temannya bernama James (nama aslinya Jamhari). Soal kekritisan, Jamhari tidak kalah dengan Rokimin.
“Kenapa ya orang-orang kita senangnya rebutan kursi?” tanya Rokimin.
“Loh, generasi kita memang sejak dini didik untuk rebutan kursi. Coba pikir, sampeyan di pagi buta anter anak ke sekolah di hari pertama biar apa?” kata Jamhari alias James.
“Biar dapet kursi,” jawab Rokimin. (Fathoni)