Di Makkah, NU Gaungkan Pesan Perdamaian dan Persatuan di Bulan Ramadhan
Senin, 18 Maret 2024 | 11:00 WIB
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat menyampaikan pidato kunci di sesi pembukaan konferensi internasional Binâ al-Jusûr bayna al-Madzâhib al-Islâmiyyah (Membangun Jembatan Dialog antar Madzhab Islam) di Hotel Hilton Jabal Omar di area Masjidil Haram, Makkah, Saudi Arabia, Ahad (17/3/2024) malam. (Foto: dok. PBNU)
Makkah, NU Online
Pesan-pesan terkait perdamaian, persatuan, persaudaraan, dialog dan ko-eksistensi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bergaung di kota suci Makkah pada bulan Ramadhan 1445 H.
Pesan-pesan luhur tersebut disampaikan langsung oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dalam pidato kuncinya di sesi pembukaan konferensi internasional Binâ al-Jusûr bayna al-Madzâhib al-Islâmiyyah (Membangun Jembatan Dialog antar Madzhab Islam) di Hotel Hilton Jabal Omar di area Masjidil Haram, Makkah, Saudi Arabia, Ahad (17/3/2024) malam.
Konferensi internasional tersebut diselenggarakan oleh Râbithah al-‘Âlam al-Islâmî atau Muslim World League (MWL), atas prakarsa dari Raja Saudi Arabia, King Salman bin Abdul Aziz, dan dihadiri oleh lebih dari 300 para ulama besar dan tokoh terkemuka dunia Islam dari berbagai belahan dunia.
Salah satu tujuan utama dari konferensi internasional tersebut adalah kian mengokohkan nilai-nilai persatuan dan praktik kebersamaan dan persaudaraan antar berbagai sekte atau mazhab dalam agama Islam.
Dalam pidato kuncinya yang disampaikan dalam bahasa Arab, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengatakan pentingnya spirit perdamaian, persatuan, persaudaraan dan dialog dalam ajaran agama Islam. Spirit luhur kemanusiaan tersebut dipandangnya sebagai salah satu maqâshid al-syarî’ah dan pilar utama ajaran umat Muhammad ini.
“Sesungguhnya perdamaian, persatuan, persaudaraan, dialog dan ko-eksistensi adalah pilar utama ajaran agama Islam. Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw telah menyerukan pentingnya nilai-nilai tersebut dalam sumber-sumber utama ajaran agama Islam. Sejarah peradaban umat Muhammad yang memberikan inspirasi bagi kemanusiaan sepanjang berabad-abad lamanya ini dapat tegak dengan nilai-nilai tersebut,” ungkap Kiai Miftach.
Kiai Miftach menjelaskan, dunia Islam saat ini, bahkan umat manusia secara umum dalam kehidupan peradaban modern kini, sangat memerlukan untuk lebih terhayatinya nilai-nilai luhur tersebut dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Kiai Miftach juga menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya konferensi internasional atas inisiatif dari Raja Saudi Arabia dan Sekretaris Jenderal MWL.
Konferensi tersebut dipandangnya sebagai upaya untuk menjadikan agar nilai-nilai luhur terkait perdamaian, persatuan dan dialog tertanam kokoh dalam kesadaran berpikir dan kehidupan nyata, utamanya di kalangan para tokoh dan ulama dunia Islam.
“Saya mengungkapkan rasa bahagia dan terimakasih saya kepada penyelenggara konferensi penting ini, yaitu Raja Saudi Arabia dan Sekjen MWL, juga atas kesempatan bagi PBNU untuk menyampaikan pesan-pesan yang relevan dengan tema konferensi ini,” tambah Kiai Miftch.
Selain itu, KH Miftachul Akhyar juga menyinggung peran dan kiprah Nahdlatul Ulama sebagai organisasi keagamaan dan sosial terbesar di Indonesia yang sepanjang sejarahnya terus berkomitmen untuk memperjuangkan nilai-nilai persatuan, perdamaian, dialog dan ko-eksistensi tersebut.
Konferensi internasional tersebut diselenggarakan pada 17-18 Maret 2024. Konferensi dibuka oleh dua pidato utama yang disampaikan oleh Grand Mufti Saudi Arabia Syaikh Abdul Aziz Alu al-Syaikh dan Sekretaris Jenderal MWL H.E. Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Karim al-Issa.
Setelah sesi dua pidato utama, terdapat sesi pidato kunci yang disampaikan oleh para tokoh utama dan ulama besar dunia Islam, yaitu Syaikh Abdullah bin Bayyah (Grand Mufti dan Kepala Dewan Ulama Uni Emirat Arab), H.E. Dr. Husain Ibrahim Thaha (Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam/ OKI), Ayatollah Syaikh Ahmad Muballaghi (Anggota Dewan Penasihat Pimpinan Republik Islam Iran), Syaikh Prof. Dr. Mukhtar Jum’ah (Menteri Wakaf Mesir), KH Miftachul Akhyar (Rais Aam PBNU Indonesia), H.E. Prof. Dr. Ali Arbas (Kepala Dewan Agama Turki), Syaikh Muhammad al-Mahi (Kepala Liga Islam Afrika) dan lain-lain.
Selain KH Miftachul Akhyar, pengurus PBNU lainnya yang turut serta berpartisipasi dalam konferensi tersebut ialah KH Afifuddin Muhajir (Wakil Rais Aam PBNU) dan Ahmad Ginanjar Sya'ban (Wasekjen PBNU).
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua