Internasional

Gencatan Senjata Disepakati, Serangan Israel ke Gaza Belum Berhenti

Jumat, 17 Januari 2025 | 15:00 WIB

Gencatan Senjata Disepakati, Serangan Israel ke Gaza Belum Berhenti

Ilustrasi kondisi Gaza, Palestina karena serangan Israel. (Foto: WAFA)

Jakarta, NU Online

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada Rabu (15/1/2025) lalu. Namun, kesepakatan itu berlaku mulai Ahad (19/1/2025) nanti.


Tak pelak, Israel masih terus melancarkan serangannya ke Gaza. Per Jumat (17/1/2025) sejak kesepakatan gencatan senjata itu diteken, ada lebih dari 100 warga tewas dan ratusan lainnya luka-luka.


"Sumber media menyatakan bahwa korban tewas di Gaza naik menjadi 103 orang sejak kesepakatan gencatan senjata diumumkan," demikian dilaporkan Kantor Berita Palestina, WAFA, pada Jumat (17/1/2025).


"Tidak hanya itu, ada 264 orang juga dilaporkan mengalami luka-luka terhitung pada Jumat pukul 9 pagi," lanjutnya.


Mereka merupakan warga sipil, bahkan sebagian di antaranya juga merupakan perempuan dan anak-anak. "Dari jumlah yang terkena dampak itu, 27 di antaranya adalah anak-anak dan 31 lainnya adalah perempuan," demikian kantor Berita Palestina melaporkan


Korban juga tersebar di sejumlah wilayah Gaza, dari utara, tengah, hingga selatan. "Berdasarkan sumber itu, terdapat 82 sipil tewas terbunuh di Gaza utara, 16 di Selatan, dan lima di bagian pusat Jalur Gaza," lanjut laporan berita itu.


Sebagaimana diketahui, di dalam pemerintahan Israel sendiri, kesepakatan gencatan senjata itu masih akan dibahas dalam rapat kabinet.


"Kabinet Israel diperkirakan akan mengadakan pertemuan hari ini untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata Gaza, menurut laporan," tulis Aljazeera pada Jumat (17/1/2025).


Aljazeera juga melaporkan bahwa dua menteri mengancam bakal mengundurkan diri dari pemerintahan Benjamin Netanyahu jika gencatan senjata itu diratifikasi. Mereka merupakan dua politisi yang berhaluan kanan ekstrem dan ultranasionalis.


Sebagaimana diketahui, sejak 7 Oktober 2023 lalu, sedikitnya 46.788 warga Palestina meninggal, sedangkan 110.453 lainnya mengalami luka-luka.