Internasional

Hadiri Bukber KJRI Sydney, Non-Muslim Apresiasi Tausiah Dai Global LDNU

Kamis, 20 Maret 2025 | 21:15 WIB

Hadiri Bukber KJRI Sydney, Non-Muslim Apresiasi Tausiah Dai Global LDNU

Ustadz Muhammad Azlan Lubis. (Foto: dokumentasi pribadi)

Sydney, NU Online

 

Seorang non-Muslim memberi komentar terhadap materi yang saya sampaikan dalam tausiyah buka bersama di Aula Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Sydney, Australia.

 

"Sangat bagus! Pesan yang disampaikan dalam tausiyah Ustaz berlaku universal dan applicable untuk setiap orang, tidak hanya bagi Muslim. Share first-hand experiences Ustaz juga sangat inspiratif," kata Hanna Purba kepada saya Senin (17/3/2025).

 

Saya sendiri tak menyangka bakal mendapat respons yang demikian positif, bahkan dari non-Muslim. Padahal, dalam kesempatan tersebut, saya hanya sedikit berbagi mengenai hikmah puasa yang bukan saja sebagai ibadah ritual atau ibadah mahdlah yang hanya menautkan hamba dengan Tuhannya, tetapi puasa juga mengandung aspek sosial.

 

"Jangan kita pikir bahwa kita bisa masuk surga hanya lewat ibadah spritualitas, tapi mungkin juga dengan ibadah sosial," demikian saya menyampaikan kepada hadirin yang terdiri dari berbagai komunitas Muslim, seperti Muhammadiyah, Surau, Ashabul Kahfi, Iqro’, dan Dompet Dhuafa.

 

Sebab, ada kisah seorang wanita PSK yang disebut dosa-dosanya diampuni Allah swt lantaran memberi minum seekor anjing yang telah kehausan.

 

"Jika itu wanita PSK dan yang diberi minum adalah seekor anjing, maka bagaimana jika yang diberi minum adalah seorang manusia? Tentu lebih layak dapat ampunan, bukan?"

 

Puasa memberikan pengalaman bagi pelakunya untuk merasakan penderitaan kaum yang tak dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya. Dengan begitu, ada rasa empati yang tumbuh dalam diri sehingga umat Islam dapat berbagi kebahagiaan dengan mereka yang kurang beruntung.

 

"Puasa Ramadhan bukan hanya tentang ibadah spiritual, tetapi juga tentang memperkuat empati, berbagi dengan sesama, dan membangun hubungan yang lebih baik dengan lingkungan sekitar," demikian kata saya.

 

Barangkali, hal itulah yang mengetuk non-Muslim tersebut menyalami saya secara personal, hingga menyampaikan apresiasinya.

 

Hidangan khas Nusantara menambah atmosfer keakraban antarjamaah, tak terkecuali dengan non-Muslim yang juga merupakan saudara sesama bangsa Indonesia, pun sesama umat manusia. Sebab, perbincangan mengenai puasa dan Ramadhan tidak berhenti searah saat tausiyah, tetapi berlanjut sembari menikmati sajian tersebut.

 

Sejumlah tamu non-Muslim merespons dengan ragam pertanyaan mengenai hal-hal baru dari puasa dan Ramadhan. Saya pun tak sendiri menanggapi ragam respons itu, sejumlah tamu Muslim turut berbagi pengalaman dan pengetahuannya.

 

Momen tersebut memberikan pengalaman yang berharga bagiku. Pasalnya, penyampaian dakwah juga bukan sekadar mengislamkan orang Islam, tetapi juga memberikan pemahaman keislaman kepada non-Muslim.

 

"Ini adalah pengalaman luar biasa bagi saya. Saya belajar bahwa berdakwah di hadapan non-Muslim bukan hanya tentang menyampaikan ajaran Islam, tetapi juga tentang membangun jembatan pemahaman dan mempererat persaudaraan," tuturnya.

 

Kontributor: Ustaz Muhammad Azlan Lubis, Dai Go Global LD PBNU.