Internasional

Ijazah agar Hajat Cepat Dikabulkan Allah dari Kiai Abdul Hamid Baidlowi

Selasa, 30 Mei 2023 | 06:00 WIB

Ijazah agar Hajat Cepat Dikabulkan Allah dari Kiai Abdul Hamid Baidlowi

KH Ahfas Faishal bin KH Abdul Hamid bin Baidlowi (memegang mikrofon) saat acara ramah tamah di Sekretariat Ranting NU Kaohsiung Taiwan, Senin (22/5/2023). ​​(Foto: istimewa)

Kaohsiung,​​ NU Online
KH Ahfas Faishal bin KH Abdul Hamid bin Baidlowi membagikan ijazah agar memperoleh kemudahan dalam menjalani kehidupan dan agar hajat segera dikabulkan oleh Allah swt. Ijazah yang berasal dari KH Abdul Hamid bin Baidlowi ini dibagikan saat ramah tamah di Sekretariat Ranting NU Kaohsiung, Taiwan, Senin (22/5/2023). ​​ 

 

"Semua santri, anak-cucu, keluarga (KH Abdul Hamid bin Baidlowi), semuanya mengamalkan ijazah ini," ungkapnya.

 

Ijazah tersebut berupa doa yang berbunyi, Bismillahirrahmanirrahiim. Allahumma ya muyassir kulla 'asiir yassir muradi bifadlika wasi'. Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ya Allah, Wahai Maha Pemudah segala sesuatu yang sulit. Mudahkanlah tujuanku dengan karunia-Mu yang sangat luas.


Doa tersebut, "Bisa dibaca 7 atau 9 kali. Jika hajat besar maka bisa dibaca 100 kali ketika shalat malam," kata KH Ahfas.​​​​​​​


Tips agar seorang dicintai Allah swt
Pada kesempatan tersebut, Kiai Ahfas juga memberikan tips agar seorang Muslim selalu dicintai Allah. 


"Dengan bekerja dan beramal secara sungguh-sungguh, profesi apa pun ketika ditekuni akan menurunkan rasa cinta dari Allah," kata Pengasuh Pesantren Al-Wahdah Lasem, Rembang, Jawa Tengah ini.


Kiai Ahfas mengingatkan kepada warga NU yang berada di Taiwan yang mayoritas adalah pekerja migran agar menekuni pekerjaannya. ''Berkhidmat di NU itu harus sesuai dengan profesi masing-masing, kemudian pada posisi apa pun kita punya kesempatan bisa dicintai oleh Allah," ujarnya.


Selain itu Kiai Ahfas juga menyampaikan bahwa Allah bisa menurunkan kewalian kepada siapa pun yang penting orang tersebut mengerti jalannya.


Mustasyar MWCNU Lasem itu juga menceritakan kesannya ketika tiba di bandara Taiwan. Ia awalnya mengira akan kesulitan dalam berkomunikasi karena keterbatasan bahasa Taiwan.


Namun, rupanya suasana penyambutan sewaktu tiba di bandara seperti layaknya di Surabaya karena banyaknya anggota Banser dan jamaah NU yang menanti kedatangan rombongannya.


"Rupanya di Taiwan ini banyak orang Jawa, sehingga kalau ada apa-apa selama di sini saya tinggal minta tolong,'' kelakarnya.


Menurutnya negara Taiwan ini sangat berkesan di hatinya. "Saya dari awal sampai akhir hawanya ingin menangis, karena bersyukur bisa menjalani dan mengikuti kegiatan shalawatan di negara non-Muslim. Sangat bersyukur bisa sujud, shalat, dan dzikir bersama pekerja Indonesia yang ada di sini. Ini merupakan anugerah yang sangat luar biasa," bebernya.   


Kegiatan yang dipandu oleh Ketua Lakpesdam Taiwan Yoyok Amirudin tersebut berlangsung khidmat dan penuh rasa kekeluargaan. Yoyok memperkenalkan jamaah yang hadir dalam kesempatan ramah tamah tersebut. Di antaranya Ketua NU Taichung Munir Masyim, Ketua GP Ansor Taiwan Muhammad Ghofur, Ketua IWAMIT Riko, Rais Syuriyah PCINU Taiwan Agus Susanto, Ketua Tanfidziyah dan Syuriyah NU Kaohsiung, serta pimpinan badan otonom lembaga yang ada di NU Kaohsiung.


Kontributor: Heri Surya
Editor: Kendi Setiawan