Internasional

Imbas Pembakaran Al-Qur’an, Ratusan Warga Turki Bakar Bendera Swedia

Senin, 23 Januari 2023 | 14:30 WIB

Imbas Pembakaran Al-Qur’an, Ratusan Warga Turki Bakar Bendera Swedia

Foto Rasmus Paludan pelaku pembakaran salinan Al-Qur’an di Stockholm dibakar oleh pengunjuk rasa di Turki pada Ahad (22/1/2023). (Foto:AP/Fransisco Seco).

Jakarta, NU Online
Ratusan warga Turki yang geram berunjuk rasa di depan konsulat Swedia di Istanbul untuk mengutuk aksi dari aktivis Swedia-Denmark, Rasmus Paludan atas insiden pembakaran salinan Al-Qur’an di Stockholm, Swedia.

 

Menurut penjelasan AP News, sekitar 250 pengunjuk rasa membawa serta spanduk bertuliskan “Kami mengutuk Islamofobia yang didukung negara Swedia”, foto Rasmus Pauludan, dalang dari pembakaran Al-Qur’an yang dibawa oleh pengunjuk rasa dicoret dengan tinta merah kemudian dibakar. Aksi tersebut juga diwarnai dengan pembakaran bendera biru Swedia.

 

Salah seorang pengunjuk rasa di Istanbul pada Ahad (22/1/2023), mengatakan aksi pembakaran kitab suci umat Islam tersebut tidak bisa dianggap sebagai tindakan yang dilindungi oleh hak kebebasan berekspresi.

 

“Di Swedia, atas nama kebebasan dan demokrasi, izin untuk membakar kitab suci kita adalah tindakan pengecut, tindakan keburukan,” kata Mustafa Demicran.

 

Rasmus Paludan melakukan aksinya di bawah perlindungan ketat polisi di depan kedutaan Turki. Aksi Paludan tersebut memperotes Turki yang dianggap menjegal Swedia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO).

 

Sementara itu, Andolu Agency, kantor media yang berbasis di Ankara Turki, menjelaskan bahwa pemerintah Swedia tidak mendukung aksi Paludan. Perdana Menteri (PM) Swedia, Ulf Kristersson menyesali insiden pembakaran Al-Qur’an itu.

 

"Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Tapi apa yang legal belum tentu sesuai," terangnya.

 

“Membakar kitab suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan. Saya ingin mengungkapkan simpati saya untuk semua umat Islam yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari ini,” tambahnya.

 

Selaras, Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billstrom mengatakan bahwa Swedia memiliki kebebasan berekspresi yang luas, tetapi bukan berarti bahwa pemerintah Swedia mendukung aksi yang dilancarakan Paludan.

 

“Provokasi Islamofobia sangat mengerikan,” katanya.

 

Atas insiden tersebut, Ankara telah membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia, Pal Johnson ke Turki.

 

Swedia membutuhkan lampu hijau Turki untuk tergabung dalam keanggotaan NATO. Sebagai anggota NATO sejak 1952, Turki mendukung kebijakan aliansi pertahanan tersebut. Namun, pemerintah Turki mengatakan tidak akan membuka jalan bergabungnya Swedia, kecuali Swedia menghentikan semua dukungan untuk kelompok bersenjata Kurdi seperti Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

 

Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi