Internasional

Jenderal Iran Qasem Soleimani Meninggal dalam Serangan AS

Jumat, 3 Januari 2020 | 09:00 WIB

Jenderal Iran Qasem Soleimani Meninggal dalam Serangan AS

Komandan Pasukan Quds yang merupakan cabang Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani, ketika hadir dalam peringatan 30 tahun kematian Ayatollah Rohullah Khomeini. Foto dirilis situs kantor Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada 4 Juni 2019. (AFP/IRANIAN SUPREME LEADERS WEBSITE/HO)

Baghdad, NU Online
Komandan Pasukan Quds yang merupakan cabang Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani, meninggal dunia dalam serangan udara di Bandara Internasional Baghdad, Irak yang dilancarkan pasukan Amerika Serikat (AS), Jumat (3/1) waktu setempat. 
 
Garda Revolusi Iran mengonfirmasi kematian Soleimani tersebut. Seperti diberitakan AFP, Jumat (3/1), dalam rilisnya Garda Revolusi Iran menyebut Soleimani sebagai sosok komandan Islam yang agung dan telah mati syahid.
 
"Garda Revolusi mengumumkan bahwa komandan Islam yang agung, Haji Qasem Soleimani, yang mengabdi seumur hidup telah mati syahid dalam sebuah serangan oleh Amerika di bandara Baghdad pagi ini," kata Garda Revolusi Iran.
 
Menteri Luar Negeri Iran, Mohamed Javad Zarif, menilai, apa yang dilakukan AS tersebut ‘berbahaya dan dapat memicu eskalasi konyol.’

Markas Departemen Pertahanan AS atau Pentagon menyebut, serangan udara tersebut merupakan arahan Presiden AS, Donald Trump. Langkah itu diambil sebagai upaya untuk mencegah Teheran melakukan serangan di masa mendatang. 
 
Menurut Pentagon, Soleimani dan pasukan Quds bertanggung jawab atas kematian warga AS dan koalisi. Soleimani merupakan orang yang merencanakan serangan terhadap diplomat dan pasukan AS di Timur Tengah. Disebutkan juga kalau dia menjadi dalang atas serangan yang menyasar markas AS di Irak hingga menyebabkan seorang kontraktor sipil AS meninggal dunia, Jumat (27/12/2019) pekan lalu.
 
“Amerika Serikat akan terus melanjutkan segala tindakan untuk melindungi warga dan kepentingan kami di mana pun mereka berada," kata Pentagon

Soleimani meninggal ketika pesawat yang ditumpanginya tertembak roket AS, sesaat setelah mendarat di Bandara Baghdad.  Ia turun dari pesawat untuk bertemu dengan Wakil Komandan dari kelompok milisi pro-Iran di Irak bernama Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) dan anggota milisi pro-Iran lainnya. Akibat serangan AS tersebut, tujuh orang dilaporkan meninggal dunia.

Bagi warga Iran, Soleimani adalah pahlawan tanpa pamrih yang memerangi musuh-musuh Iran di luar negeri. Sementara bagi AS dan sekutunya, Soleimani adalah musuh mematikan. Dua tahun lalu, dia masuk sebagai 100 orang paling berpengaruh versi Majalah Times. 

Sebelumnya Soleimani pernah tiga kali dikabarkan meninggal, yaitu ketika kecelakaan pesawat pada 2006 di barat laut Iran, ledakan bom di Damaskus, Suriah pada 2012, dan pertempuran melawan pemberontak di Aleppo, Suriah pada 2015 lalu.

Pewarta: Muchlishon
Editor: Alhafiz Kurniawan