Nasional

Dijenguk Kiai Said, Ini Pesan Wiranto untuk NU

Selasa, 15 Oktober 2019 | 16:30 WIB

Dijenguk Kiai Said, Ini Pesan Wiranto untuk NU

Ketum PBNU diwawancarai wartawan setelah menjenguk Menko Polhukam Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menjenguk Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan  (Menko Polhukam) Wiranto di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. Ia ditemani Sekretaris Jenderal Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU H Iqbal Sullam, Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama KH Abdul Ghaffar Rozin, Ketua Umum Pencak Silat NU Nabil Haroen, Selasa (15/10).  

“Alhamdulillah  Bapak semakin membaik dan saya dimintai doa, ya sebisa saya mendoakan beliau, mudah-mudahan tabah, lekas sembuh,” kata Kiai Said kepada para wartawan.

Menurut Kiai Said, Wiranto berpesan kepada warga Nahdlatul Ulama agar meningkatkan kewaspadaan  dari kelompok tertentu yang sangat nekat yang tidak memiliki kasih sayang dan rasa kemanusiaan. 

“Oleh karena itu, kesimpulan saya tugas menghadapi kalangan radikal atau teroris JAD maupun JAT adalah tugas kita bersama, bukan hanya NU, buhan polisi, tapi semuanya,” katanya.

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah, Ciganjur, Jakarta Selatan ini, gerakan teroris di Indonesia sudah sangat mencemaskan. Sehingga menurut dia, negara harus menaanganinya lebih serius lagi. 

“Sudah, sudah darurat!” tegasnya.

Oleh karena itu, menurut dia, harus segera ada payung hukum yang, dengan fakta-fakta tertentu yang sudah dicurigai teroris bisa ditangkap sebelum berbuat. 

Ia menegaskan, Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang menolak bentuk-bentuk terorisme karena hal itu bertentangan dengan ajaran agama Islam. 

“NU tugasnya adalah kontraradikalisme dengan ajaran, ta’lim, dengan pengajaran, dengan penyadaran, kalau deradikalisasi ya BNPT, kalau yang nangkap ya Densus, kalau NU kontraradikalisme,” jelasnya. 

Sebagai kelompok sipil, lanjutnya, NU bertugas mengajarkan bagaimana ajaran Islam yang benar, berbangsa dan bernegara yang benar.  Salah satunya melalui penceramah-penceramah NU. 

“Yang namanya berceramah itu yang disampaikan adalah yang positif-positif, yang bisa mendorong meningkatkan keimanan, ketakwaan, kalau ceramah isinya mencaci maki, ya bukan ceramah, bukan mauidhah, tapi mahlakah, menjerumuskan,” pungkasnya. 

Sebagaimana diketahui Sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto ditusuk dengan senjata tajam oleh seorang pria di Pandeglang, Banten. Wiranto mengalami luka tusuk di perut bagian kiri. Penusukan itu terjadi di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019), sekitar pukul 11.50 WIB. 

Mendengar peristiwa tersebut, Kiai Said langsung Kiai Said menyampaikan duka ata kejadian yang menimpa Wiranto tersebut dan mengutuk perilaku penusukannya.

“Saya atas nama seluruh keluarga NU mengutuk dan mengecam atas terjadinya penusukan terhadap Menko Polhukam Bapak Jenderal Wiranto di Pandeglang yang dilakukan oleh terduga jaringan JAD. Ini tindakan yang biadab, jahiliyah, jauh dari agama, jauh dari norma dan jauh dari akhlakul karimah,” kata Kiai Said saat memberikan keterangan pers di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (10/10) sore. 

Selanjutnya, Kiai Said menegaskan jangan ada kesan negara kalah oleh teroris. Jangan ada pembiaran oleh Polri. Munculnya darurat terorisme, menurut Kiai Said, karena pemerintah terlalu ramah dan melakukan pembiaran kepada kelompok radikal. 

Pewaarta: Abdullah Alawi
Editor: Fathoni Ahmad