Melihat Aktivitas Masjid NU di Jepang di Tengah Wabah Corona
Sabtu, 26 September 2020 | 03:35 WIB
Aryudi A Razaq
Kontributor
Tokyo, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang mempunyai dua masjid, yaitu Al-Ikhlas di Kabukicho Shinjuku dan Nusantara di Akihabara. Keduanya sama-sama berada di Tokyo. Kabukicho Shinjuku adalah pusat hiburan malam terbesar di Tokyo, sedangkan Akihabara adalah pusat elektronik.
Ketua NU Care-LAZISNU Jepang, Muhammad Anwar, menceritakan jarak antara kedua masjid itu hanya 7,3 kilometer, atau sekitar 20 menit perjalanan dengan menggunakan kereta commuter. Sedangkan dari Tokyo ke masjid Nusantara memakan waktu 15 menit dengan moda tranportasi yang sama
Kedua masjid itu bukan permanen milik NU. Namun, hanya disewa oleh Pengurus Cabang Istimewa Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jepang untuk jangka waktu sekian tahun. Masjid Al-Ikhlas asalnya adalah bangunan pertokoan tiga lantai. Masing-masing lantai ukurannya hanya 4 x 4 meter persegi. Kapasitasnya hanya untuk 50 jamaah.
Sedangkan Masjid Nusantara asalnya adalah gedung perkantoran setinggi lima lantai. Jamaah masjid Nusantara menempati lantai 5, kapasitanya 90 orang. Namun, belakangan lantai 4 juga disewa oleh LAZISNU Jepang atas sponsor sebuah perusahaan jasa pengiriman uang.
"Kenapa kami pakai sponsor untuk menyewa itu, karena sejak ada Corona, pemasukan masjid dari kotak amal berkurang jauh," ujarnya, Jumat (25/9).
Saat virus Corona menghunjam Jepang, kedua masjid itu ditutup. Namun sejak lima bulan lalu Masjid Nusantara sudah dibuka kembali untuk kegiatan ibadah dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan. Sementara Masjid Al-Ikhlas masih ditutup karena daerah Kabukicho Shinjuku masih berstatus zona merah.
Menurut pria kelahiran Jakarta itu, semangat beragama Pekerja Migrant Indonesia (PMI) di Jepang cukup besar. Terbukti sabelum virus corona menghantam Jepang, Masjid Nusantara yang berkapasitas 90 orang itu, selalu membludak saat shalat Jumat. Namun ketika dibuka lagi, jamaah wajib menjaga jarak jika berkegiatan di masjid tersebut, sehingga jamaah shalat Jumat dibatasi hanya 45 orang.
"Memang dibuka kembali Masjid Nusantara tapi tidak dipublikasikan karena kapasitasnya diperkecil karena jamaah harus physical distancing," jelasnya.
Hal yang menarik setelah selesai melaksanakan shalat Jumat, para jamaah makan bersama. Kebiasaan tersebut dimaksudkan sebagai ajang menjalin kebersamaan. Pasalnya, untuk makan bersama sekali seminggu tidak gampang lantaran masing-masing PMI disibukkan dengan pekerjaannya.
Selain untuk tempat Shalat Jumat, masjid Nusantara juga dipergunakan buat kegiatan pengajian dan sebagainya. Juga, seringkali dipergunakan untuk tempat ikrar membaca syahadat mualaf. Hingga saat ini sudah 19 mualaf yang membaca syahadat di masjid tersebut.
"Dari 19 mualaf itu, 18 adalah warga Jepang, dan satu orang Finlandia," pungkas Muhammad Anwar.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
6
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
Terkini
Lihat Semua