Membumikan Nilai-nilai Islam Rahmatan Lil Alamin di Pakistan
Ahad, 28 Agustus 2022 | 11:15 WIB
Peshawar, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menghadiri pertemuan yang diinisiasi International NGO Forum of Indonesian Development (INFID) di Peshawar, Ibukota Provinsi Khayber Pakhtunkwa (KPK) Pakistan.
Acara yang dipusatkan di Auditorium University of Peshawar Pakistan pada Rabu (23/8/2022) itu, juga dihadiri oleh perwakilan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Islamabad Pakistan, beberapa ulama, dan akademisi setempat.
Dalam pertemuan ini PBNU diwakili oleh Maria Ulfah Ansor, Wakil Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) PBNU dan Gus Kholily Kholil dari Lembaga Bahsul Masail (LBM) PBNU.
Adapun di antara tujuan diadakannya pertemuan ini adalah membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya menanamkan nilai-nilai Islam Rahmatan lil Alamin dalam berbagai aspek, baik sosial, ekonomi, politik maupun hukum, terutama di Pakistan dan Indonesia.
Maria Ulfah Ansor menyampaikan, bahwa ada beberapa poin yang dihasilkan dan disepakati bersama dalam membumikan nilai-nilai Islam Rahmatan lil Alamin.
Di antaranya, forum tersebut bersepakat untuk mengajak seluruh elemen, termasuk ormas Islam, untuk mendayagunakan sumber daya dan pengaruhnya untuk memperkuat dan mengarusutamakan ajaran moderat yang menjunjung tinggi kemanusiaan, toleransi, anti kekerasan, kebangsaan, dan kebudayaan lokal.
Di samping itu, dirinya dan semua peserta forum akan menguatkan silaturahim antarormas keagamaan Islam di berbagai negara Muslim, sebagai bagian dari upaya untuk terus meneguhkan komitmen dan mendorong pelaksanaan Islam Rahmatan lil Alamin, yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, menguatkan perdamaian, mengedepankan toleransi, menghargai
keragaman, dan kompatibel terhadap demokrasi.
Peran media juga menjadi pembahasan forum. Media sangat berperan penting dalam menyampaikan nilai-nilai Islam Rahmatan lil Alamin kepada khalayak luas. Karenanya, menurut Maria Ulfah, forum pertemuan juga bersepakat untuk menguatkan peran media-media Islam agar bekerja maksimal, kreatif, kritis, dan solutif bagi penguatan narasi perdamaian dan wajah Islam yang sesungguhnya, yakni Islam dengan misi Rahmatan lil Alamin.
Selain itu, mantan ketua Fatayat NU dua periode ini menyampaikan, pentingnya intergrasi muatan ideologi Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah dalam kurikulum madrasah dan sekolah formal. Hal itu dapat direpresentasikan melalui buku paduan yang bertujuan untuk mengarahkan peserta didik berpikir kritis dalam menafsirkan kembali ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits, namun tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip maqasidus ssyariah.
Senada dengan Maria Ulfa, anggota pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU, Ustadz Kholily menuturkan bahwa integrasi materi-materi yang memuat nilai-nilai Islam Rahmatan lil Alamin itu dapat dituangkan dalam mata pelajaran pada semua level pendidikan.
"Dai tingkat dasar menegah hingga perguruan tinggi, di perguruan tinggi bisa diintegritasikan khususnya pada jurusan dirosah Islamiyah sebagaimana kami menerapkan itu pada Lembaga perguruan Ma'arif NU," jelas alumni Pondok Lirboyo ini.
Kontributor: Badat Alauddin
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua