Makah, NU Online
Sekolah Indonesia Makkah (SIM) menggelar Pembukaan Kursus Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) untuk pertama kalinya.
Kegiatan yang diselenggarakan Rabu (30/10) di aula Sekolah Indonesia Makkah dibuka secara resmi oleh Pelaksana Fungsi Pensosbud-1 KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia ) Jeddah, Agus Muktamar, mewakili Konjen Jeddah. Turut hadir Plh. Kepala Sekolah Indonesia Makkah, Siti Rahmawati, guru-guru pengajar, dan para peserta BIPA.
KJRI Jeddah pada priode ke 2 tahun 2019 menyelenggarakan kegiatan kursus BIPA serentak di tiga tempat, yaitu KJRI Jeddah, Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) dan Sekolah Indonesia Makkah (SIM).
Penambahan tempat penyelenggaraan kegiatan dilakukan untuk merespons tingginya animo warga Saudi dan ekpatriat yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi untuk belajar bahasa Indonesia. Di Makah, tercatat sebanyak 137 ekpatriat profesional dan warga Saudi.
Mewakili panitia pelaksana BIPA SIM, Mubarak menyampaikan terima kasih atas dukungan dari KJRI Jeddah dan para pejabat berwenang Arab Saudi yang telah membantu terselenggaranya kegiatan kursus BIPA untuk pertama kalinya di SIM.
Disampaikan Mubarak bahwa antusias warga asing yang mendaftar untuk mengikuti kursus BIPA terlihat pada waktu pendaftaran yang hanya dibuka selama 2 hari di SIM melebihi kapasitas hingga lebih dari 200 pelamar.
Dari jumlah tersebut yang dapat diterima sebanyak 137 pelamar terdiri dari peserta laki-laki sebanyak 62 orang dan peserta perempuan sebanyak 75 orang.
Pelaksanaan BIPA di SIM akan dilaksanakan setiap Senin dan Rabu pukul 17.00 s.d 19.30 WAS dengan 8 kelas dan 8 orang pengajar selama 2 bulan.
Pelaksana Fungsi Pensosbud KJRI Jeddah Agus Muktamar, yang juga sebagai koordinator kegiatan BIPA 2019 dalam sambutannya menyampaikan tujuan utama diadakannya BIPA yaitu untuk mempererat dan menjembatani hubungan Indonesia dengan Arab Saudi.
"Menemukan kembali jejak-jejak hubungan sejarah bangsa Arab Saudi dengan bangsa Indonesia yang telah lama terjalin jauh sebelum terbentuknya konsep negara bangsa," jelasnya.
Kursus juga dilaksanakan untuk mempererat tali persaudaraan kedua bangsa dikarenakan banyaknya keturunan warga Saudi yang berdarah Indonesia.
Selain itu, kursus BIPA ditujukan untuk meningkatkan perekonomian kedua negara dengan bahasa sebagai jembatan untuk membuka peluang kedua bangsa. Pada tahun 2018 Jumlah jamaah umrah dari Indonesia hingga 1.2 juta jamaah.
Artinya, sebanyak 100 ribu orang Indonesia setiap bulannya berkunjung ke Arab Saudi dan jumlah jamaah haji Indonesia hingga 231 ribu. Begitu juga sebaliknya, saat ini sekitar 160 ribu warga Saudi setiap tahun berkunjung ke Indonesia dan merupakan wisatawan terbesar di wilayah negara Timur Tengah.
"Bagaimana mereka bisa berbisnis apabila tidak memahami bahasa masing-masing. Untuk memudahkan mereka dan kita untuk berkomunikasi dibutuhkan suatu platform yang bisa menjembatani yaitu dengan saling memahami bahasa,” ungkap Agus.
Agus berharap kepada peserta BIPA yaitu setelah menjalani kursus dapat menguasai dasar-dasar Bahasa Indonesia, dapat berkomunikasi dengan warga negara Indonesia secara efektif dan dapat memahami pesan dengan baik.
Kegiatan dimeriahkan dengan penampilan kreasi budaya siswa Sekolah Indonesia Makkah.
Editor: Ibnu Nawawi