Internasional

Negara Muslim Ramai-Ramai Protes Salwan Momika, Pembakar Al-Qur'an di Swedia

Sabtu, 1 Juli 2023 | 10:00 WIB

Negara Muslim Ramai-Ramai Protes Salwan Momika, Pembakar Al-Qur'an di Swedia

Tak hanya membakar, Momika awalnya merobek beberapa lembar Al-Qur'an, kemudian menggosoknya ke bagian sepatu dan membakarnya. (Foto: AFP)

Jakarta, NU Online
Usai aksi pembakaran Al-Qur'an oleh Salwan Momika di Swedia, puluhan orang menyerbu kompleks Kedutaan Swedia di ibu kota Irak, Baghdad. Massa berkumpul di luar kedutaan di Baghdad pada Kamis (29/6/2023) lalu setelah seorang ulama yang berpengaruh menyerukan protes penuh kemarahan.


Insiden itu juga memicu kemarahan di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya termasuk Turki. Turki adalah anggota NATO yang memiliki hak yang menentukan Swedia untuk menjadi anggota NATO.


Dikutip dari BBC, negara-negara Timur Tengah termasuk Irak, Iran, Arab Saudi, dan Mesir mengecam keras pembakaran tersebut. Maroko dan Yordania telah menarik duta besar mereka untuk Stockholm.


Irak mengatakan insiden itu adalah "cerminan dari semangat agresif penuh kebencian yang tidak ada hubungannya dengan kebebasan berekspresi".


Iran menyuarakan kritik Irak dan menyebut tindakan membakar Al-Qur'an "provokatif" dan "tidak dapat diterima". Sementara Mesir menggambarkannya sebagai tindakan "memalukan" yang sangat provokatif saat umat Islam memperingati Idul Adha.


Arab Saudi, negara tempat sekitar 1,8 juta jamaah berhaji pada pekan ini, mengatakan "tindakan kebencian dan berulang ini tidak bisa diterima dengan alasan pembenaran apapun."


Rangkaian pembakaran Al-Qur'an di Swedia sebelumnya juga dilakukan oleh politikus sayap kanan Erasmus Paludan. Aksi ini bahkan memicu kerusuhan di Swedia.


Ironi izin dari polisi dan pengadian Swedia

Momika meminta izin kepada polisi untuk membakar kitab suci umat Islam "untuk mengungkapkan pendapat saya tentang Al-Qur'an". Kepolisian Swedia telah memberikan izin kepada Salwan Momika untuk menggelar aksi protes, sesuai dengan undang-undang kebebasan berbicara. Tapi kemudian polisi berkata insiden tersebut sedang diselidiki karena dianggap menghasut kebencian.


Ulah Momika menuai kecaman keras terlebih peristiwa pembakaran Al-Qur'an ini terjadi pada saat Idul Adha, salah satu hari tersuci bagi umat Islam.


Izin pembakaran Al-Qur'an itu juga diberikan oleh Pengadilan Swedia pada Rabu (28/6/2023). Umumnya, Swedia jarang sekali melarang sebuah aksi demonstrasi, termasuk aksi yang dianggap dapat menghasut negara lain.


Dilansir informasi dari stasiun televisi Swedia, TV4, pihak pengadilan menyatakan harusnya ada hubungan yang jelas antara masalah keamanan dan rencana untuk berkumpul. Sementara polisi menganggap hal ini tidak bermasalah.


Dikutip dari kanal televisi publik Swedia, SVT, tak hanya membakar Al-Qur'an, Momika awalnya merobek beberapa lembar Al-Qur'an, kemudian menggosoknya ke bagian sepatu dan membakarnya.


AFP melaporkan, Momika menginjak-injak Al-Qur'an, memasukkan potongan daging asap ke dalamnya, membakar beberapa halaman sebelum menutupnya, dan menendangnya seperti bola, sambil melambai-lambaikan bendera Swedia.


Tindakan Momika dilakukan di depan publik. Sekitar 200 orang melihat tindakan kontroversial Momika, termasuk pihak yang tidak setuju.


Momika, yang mengenakan celana krem dan kemeja, berbicara kepada beberapa orang melalui megafon. Suasana di lokasi di bawah pengawasan polisi yang ketat disertai para penentang yang meneriakinya dalam bahasa Arab.


Menjelang protes, Momika mengatakan kepada kantor berita TT bahwa dia juga ingin menyoroti pentingnya kebebasan berbicara. "Ini demokrasi. Bahaya kalau mereka bilang kita tidak bisa melakukan ini," kata Momika.


Momika meminta izin kepada polisi untuk membakar kitab suci umat Islam "untuk mengungkapkan pendapat saya tentang Al-Qur'an". Ulah Momika menuai kecaman keras terlebih peristiwa pembakaran Al-Qur'an ini terjadi pada saat Idul Adha, salah satu hari tersuci bagi umat Islam.


Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan