Pakar Kuliner Pastikan Makanan Jamaah Haji Layak Konsumsi Setiap Waktunya
Rabu, 5 Juni 2024 | 20:00 WIB
Petugas Haji bidang konsumsi Daker Makkah sedang mencicipi makanan jamaah haji dan memastikan kelayakannya. (Foto: NU Online/MCH/Alhafiz)
Alhafiz Kurniawan
Penulis
Makkah, NU Online
Petugas Haji 2024 Bidang Konsumsi mencicipi sampel makanan yang didistribusikan kepada jamaah haji di hotel-hotel untuk makan sebanyak tiga kali sehari. Mereka memeriksa sampel makanan dari 57 dapur yang menyuplai makanan ke jamaah haji.
Selain mencicipi makanan, mereka juga menimbang nasi dan lauk yang disiapkan 57 dapur dalam sebuah kemasan.
“Kita menggunakan nasi sebagai karbohidratnya. Pertama ukuran kilo. Kontraknya 150 gram. Terus lauknya protein hewani. Nasi ini kalau kita timbang, sudah melebihi. Biasanya dapur kalau kita cek secara random, jumlah nasi sudah cukup. Ada juga human error, sejauh ini hanya nol koma sekian persen,” kata Irfansyah, Petugas Haji Bidang Konsumsi di Kantor Daker Makkah, Syisyah, Makkah, Selasa (4/6/2024) sore Waktu Arab Saudi.
Sebanyak 8 dosen Prodi Seni Kuliner, Jurusan Tata Boga, Poltek Pariwisata NHI Bandung menyebar sebagai Petugas Haji 2024 Bidang Konsumsi. Sebanyak 5 orang bertugas di Makkah, dan 3 orang bertugas di Madinah.
Petugas konsumsi mengecek tekstur nasi, rasa sayur, dan juga bobot nasi serta lauk. Petugas konsumsi mencicipi sekaligus menimbang nasi dan lauk sampel yang dibawa 57 dapur.
“Pertama tekstur nasi yang kering. Tempe. Sayur. Aromanya. Bau ikan bumbunya sesuai atau tidak. Berikutnya kita coba untuk memastikan dengan mencicipinya. Ini filter awalnya di sini,” kata Irfan, seorang Pakar Kuliner sekaligus Dosen Seni Kuliner, Jurusan Tata Boga, Poltek Pariwisata NHI Bandung itu.
Ia menambahkan, kalau ada makanan yang basi, Petugas Haji 2024 Bidang Konsumsi Daker Makkah akan menghubungi petugas sektor di hotel-hotel untuk menghentikan distribusi. Kalau pedas, petugas konsumsi Daker minta untuk menggantinya.
“Kalau banyak secara keseluruhan seperti pedas, nah kita minta dapur untuk mengganti. Biasanya stok kelebihan dapur untuk ummal itu yang dipakai sebagai gantinya,” kata Irfan.
Menurutnya, makanan yang paling riskan adalah sayur karena lebih cepat basi. Kalau ada indikasi basi dari satu katering bermasalah, petugas konsumsi akan meminta petugas di hotel untuk menahan distribusi.
“Kita minta sektor atau hotel mencicipi. Kalau kejadian, pasti kita laporkan ke dapur untuk mengirim makanan pengganti sementara atau pengganjal untuk kemudian masak menu penggantinya. Itu hak jamaah. Tapi sejauh ini belum ada kasus begitu,” kata Irfan yang juga konsultan sekaligus pengawas katering di Makkah.
Sebelum didistribusikan, pengecekan makanan dilakukan setengah jam sebelumnya. Petugas sektor juga melakukan pengecekan makanan secara acak.
Jamaah haji Indonesia mendapatkan 3 kali makan setiap harinya. Untuk makan pagi, jamaah mendapat boks makanan 20,1 cm x 13,1 cm yang dapat dikonsumsi terakhir pada jam 09.00 waktu Arab Saudi (WAS). Untuk makan siang, jamaah mendapatkan boks makanan 22 cm x 17,5 cm yang sebaiknya dikonsumsi sebelum jam 16.00 WAS.
Untuk makan malam, jamaah mendapatkan boks makanan 22 cm x 17,5 cm yang sebaiknya dikonsumsi sebelum jam 21.00 WAS. Setiap boks berisi nasi putih, lauk dan sayur yang bervariasi setiap harinya, serta air mineral. Untuk makan siang dan makan malam, nasi boks dilengkapi dengan buah.
Jadwal makan pagi berlangsung selama 05.00-08.00 WAS. Jadwal makan siang berlangsung selama 12.00-14.00 WAS. Sedangkan jadwal makan malam berlangsung selama 17.00-19.00 WAS.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua