Korsel, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Korea Selatan terus berusaha membentengi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari paham radikalisme. Dalam berbagai kesempatan, PCINU selalu memberikan pemahaman terkait paham radikalisme dan aqidah Islam yang benar sesuai Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja).
Ketua PCINU Korsel Zaenal Abidin mengatakan, sebagian besar TKI masih awam pemahaman terkait aliran-aliran radikalisme maupun ibadah syariat. Akibatnya, banyak para TKI terlibat dalam Jabhal an Nusro (kelompok) radikal yang berafiliasi dengan ISIS.
"Nama muslim Indonesia di Korsel sedang buruk gara-gara ada beberapa TKI menjadi militan Jabhal an Nusro. Termasuk pula banyak ustad yang berdakwah di sini," ujarnya kepada NU Online melalui Massanger pribadinya, Rabu (22/6).
Zaenal menambahkan PCINU terus mempererat silaturrahim dan kajian-kajian keislaman di mushola-musholla. Seperti bula puasa ini, pihaknya menghadirkan da-dai dari Indonesia untuk mengisi kegiatan safari Ramadhan guna menyampaikan pencerahan kepada TKI yang ada di Korsel mengenai berbagai macam aliran/paham dalam Islam.
"Pada acara tersebut, kami juga memberikan jawaban penyelesaian atas permasalahan ibadah yang dialami TKI," imbuhnya.
Mengenai kegiatan-kegiatan PCINU Korsel, kata dia, masih terkendala pada jarak dan waktu. Sebab, mayoritas pekerja waktunya sangat terbatas sehingga untuk bisa berkumpul hanya pada waktu libur saja.
"Seperti kegiatan safari ramadhan ini misalnya, TKI di Korea sangat antusias. Bahkan banyak permintaan dai di berbagai wilayah namun belum bisa melayani karena terbatasnya teman-teman Dai disini," kata Zaenal.
PCINU Korsel berencana mengundang ustadz dari Indonesia guna memenuhi kebutuhan tersebut. "Mungkin nanti kita akan mencoba menjalin kerjasama dengan pondok pesantren di Indonesia terkait pengadaan dai di sini," ungkap Zaenal. (Qomarul Adib/Fathoni)