Internasional

Serangan di Dekat Damaskus Tewaskan 10 Anak

Senin, 26 November 2012 | 10:26 WIB

Amman, NU Online
Serangan udara yang dilancarkan pemerintah Suriah di satu desa yang dikuasai pemberontak di dekat Damaskus, Ahad, menewaskan 10 anak yang tengah bermain di luar ruangan, kata para aktivis oposisi.
<>
Menurut para aktivis dan beberapa warga, anak-anak itu pergi ke luar setelah jeda pertempuran di Deir al-asafir, satu desa 12 kilometer (delapan mil) di timur Damaskus, ketika jet-jet tempur menyerang.

Rekaman video yang diambil oleh aktivis menunjukkan warga mengumpulkan tubuh anak-anak muda yang terkoyak oleh pecahan peluru.

Rekaman video itu juga menunjukkan mayat dua gadis muda, mengenakan pakaian warna ungu, merah dan lainnya, di jalan desa, dengan luka di leher dan kepala. 

Seorang wanita menangis saat mengangkat salah satu dari gadis-gadis itu dan memeluk tubuh tak bernyawa tersebut.

Dalam video itu juga diperlihatkan dua anak laki-laki tewas tertembak di kepala dan wajah, mereka berada di kursi belakang mobil. 

Seorang pria mengambil mayat dua anak lainnya, sementara tubuh yang lebih besar berbaring di samping roda depan kendaraan.

"Tak satu pun dari mereka yang tewas lebih tua dari 15 tahun. Ada dua wanita di antara 15 orang yang terluka, sebagian besar dihantam di dalam halaman rumah mereka," kata Abu Kassem, seorang aktivis di desa itu kepada Reuters.

"Tidak ada pejuang di Deir al-asafir ketika pemboman itu terjadi. Mereka beroperasi di pinggiran. Ini adalah pengeboman tanpa pandang bulu," katanya.

Abu Kassem mengatakan amunisi yang dijatuhkan oleh jet-jet tempur adalah bom tandan. Rekaman lain menunjukkan deretan bom-bom kecil yang belum meledak.

"Kami mengumpulkan 70 bom kecil sejauh ini," kata seorang pria.

Suriah telah melarang wartawan dari negara itu sehingga sulit untuk memverifikasi laporan tersebut.

Pihak berwenang Suriah tidak berkomentar mengenai laporan itu, namun media resmi mengatakan tentara telah menyerang untuk "membersihkan" daerah yang pemerintah sebut sebagai sarang teroris.

Awal bulan ini, kepala urusan politik PBB menjelaskan kepada Dewan Keamanan tentang laporan-laporan layak dipercaya bahwa militer Suriah telah menggunakan bom curah dalam memerangi pemberontakan 20-bulan melawan pemerintahan otokratik Presiden Bashar al-Assad.

Tentara Suriah telah membantah laporan yang dikeluarkan Human Rights Watch pada Oktober bahwa pasukan Bashar telah menggunakan bom tandan, dan mengatakan pihaknya tidak memiliki senjata tersebut.

Bom tandan dilarang di bawah perjanjian PBB 2010, meskipun Suriah, seperti juga Israel, Rusia dan Amerika Serikat belum menandatangani pakta tersebut.


Redaktur : Hamzah Sahal
Sumber   : Antara