Syifa Arrahmah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ramadhan tak hanya identik dengan puasa, tapi juga sarat akan tradisi-tradisi unik dari berbagai negara. Mulai dari ngabuburit di Indonesia hingga menyalakan lampu fanus di Mesir.
Baca Juga
Melongok Tradisi Ramadhan di Iran
Mu’hid Rahman, salah seorang mahasiswa Al Azhar, Mesir, mengatakan bawa setiap tahun, masyarakat Mesir menyambut Ramadhan dengan fanous (fanus) warna-warni, yakni lentera yang melambangkan persatuan dan kegembiraan sepanjang bulan suci.
Menurutnya, meskipun tradisi ini lebih bersifat budaya daripada agama, menyalakan lentera sangat erat dengan bulan suci Ramadhan, yang memiliki makna spiritual.
"Lahirnya tradisi ini diyakini bermula di suatu masa pada zaman dinasti Fatimiyah, ketika orang Mesir menyambut Khilafah Al-Muizz Lidinillah saat ia tiba di Kairo pada hari pertama Ramadhan," katanya saat dihubungi NU Online, Senin (18/4/22).
Baca Juga
Semaraknya Tradisi Ramadhan di Turki
Hal itu, terang dia, dilakukan untuk menyediakan pintu masuk yang terang bagi imam, sehingga para pejabat militer memerintahkan penduduk setempat untuk memegang lilin di jalan-jalan yang gelap, melindungi mereka dalam bingkai kayu agar tidak meledak.
Seiring waktu, sambungnya, struktur kayu ini muncul menjadi lentera berpola, dan sekarang ditampilkan di seluruh negeri, menyebarkan cahaya selama bulan suci.
"Saat ini, fanus sering diintegrasikan ke dalam tradisi lokal lainnya. Misalnya, selama bulan suci, anak-anak berjalan-jalan dengan lampion mereka, bernyanyi dengan riang sambil meminta hadiah dan permen," terang Mahasiswa yang juga aktif di kepengurusan NU Mesir ini.
Tak hanya itu, Mu’hid juga menggambarkan secara detail, lampu fanus adalah lampu gantung yang berbentuk tabung dan dihiasi ukiran khas timur tengah. Saat dinyalakan, motif ukiran akan menciptakan efek bayangan yang artistik. Selain terang, jadi tampak indah.
"Lampu fanus ini biasanya digantung di jalan-jalan. Menurut masyarakat Mesir lampu ini merupakan sebuah simbol harapan bahwa cahaya akan menerangi jalan di dalam kegelapan," bebernya.
Terlepas dari itu, bagi Mu’hid, hiasan lampu fanus mendukung atau menguatkan nuansa bulan suci Ramadhan.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
LAZISNU Gelar Lomba dengan Total Hadiah Rp69 Juta, Ini Link Pendaftarannya
2
Kolaborasi LD PBNU dan LTM PBNU Gelar Standardisasi Imam dan Khatib Jumat Angkatan Ke-4
3
Cara Wudhu di Toilet agar Tidak Makruh
4
UI Minta Maaf soal Disertasi Bahlil Lahadalia, Kelulusan Ditangguhkan, Moratorium SKSG
5
Hukum Merokok saat Berkendara di Jalan Raya
6
Hukum Cukur Alis Wanita Bersuami
Terkini
Lihat Semua