Jabar

KH Said Aqil Siroj Ajak Santri Gedongan Lestarikan Khazanah Fiqih

Rabu, 19 Februari 2025 | 08:00 WIB

KH Said Aqil Siroj Ajak Santri Gedongan Lestarikan Khazanah Fiqih

Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Jakarta Selatan, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj saat menyampaikan mauidzoh hasanah dalam acara Haul Ke-94 KH Muhammad Said, pendiri Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon, pada Sabtu (15/2/2025). (Foto: NU Online Jabar)

Cirebon, NU Online Jabar

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan pentingnya ijma' (konsensus ulama) dan qiyas (analogi) dalam membangun ilmu fiqih saat menyampaikan mauidzoh hasanah dalam acara Haul Ke-94 KH Muhammad Said, pendiri Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon, pada Sabtu (15/2/2025).


“Kesimpulannya, dengan adanya metode yang namanya ijma' dan qiyas, maka lahirlah ilmu fikih. Safīnah, Fatḥul Qarib, Fatḥul Wahhab, Majmu' 24 jilid, Maḥalli 40 jilid semuanya ada karena metode ijma' dan qiyas,” ungkapnya.


Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Jakarta Selatan  itu menambahkan bahwa tanpa ijma' dan qiyas, fiqih tidak akan berkembang. 


“Kalau ada ormas yang tidak menggunakan ijma' dan qiyas, maka mereka tidak akan punya fiqih. Fiqih itu lahir dari ijma' dan qiyas. Bahkan yang paling banyak dalam fiqih adalah qiyas, meskipun sedikit, tetapi berjilid-jilid. Yang paling banyak qiyas, yang sedikit hanya nash,” tuturnya.


Kiai Said Aqil mengingatkan pentingnya memelihara khazanah keilmuan tersebut, terutama bagi para santri. “Santri fiqih Gedongan harus ahli dalam fiqih, tetapi otaknya harus cair. Kalau fikih gampang: haram, makruh, sunnah, wajib seperti masakan matang-matang tinggal makan,” katanya.


Selengkapnya klik di sini.