Amalan Habib Luthfi Diakui Yuyun Beri Semangat Saat Positif Covid-19
Kamis, 30 April 2020 | 22:00 WIB
Dinyatakan positif terpapar virus corona pada pertengahan Maret lalu, membuat Yuyun Nurhayati warga Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur syok dan sedih. Ia pun mengaku beberapa kali menangis, termasuk saat mulai menjalani perawatan di rumah sakit.
Pada empat hari pertama, Yuyun dirawat di rumah sakit Aji Muhammad Parikesit, salah satu rumah sakit rujukan bagi pasien positif Covid-19. Dari 20 Maret hingga lima hari berikutnya, ia dirawat di rumah sakit tersebut, hingga kemudian dipindahkan ke Wisma Atlet Tenggarong. Di Wisma Atlet ini, Yuyun lebih leluasa untuk melakukan olahraga ringan, sambil berjemur di bawah sinar matahari pagi. Hal itu membuat kondisinya semakin membaik hingga dinyatakan sembuh pada 4 April dan diperkenankan kembali ke rumahnya.
Lakukan amalan Habib Luthfi
Selain mengikuti protokoler perawatan tim medis, menjaga imunitas dengan olahraga dan menjaga pola makan selama perawatan, Yuyun juga menceritakan dirinya sering mengamalkan shalawat yang diajarkan Habib Luthfi.
Jamu dan bawang merah, lanjut Yuyun, rutin dibawakan oleh suaminya, Sidiq. Sidiq memang rajin mencari tanaman herbal dan jamu-jamuan.
Selama perawatan, Yuyun memang dianjurkan banyak makan, sebab jika asupan dan nafsu makan berkurang, badan akan loyo. "Saya makan banyak. Lalu dikasih vitamin, curcuma, itu dikasih obat yang lain. Jadi saya pikir satu jam setelah makan berani makan jamu-jamuan," ungkapnya.
Pada perkembangannya, bukan hanya Yuyun yang meminum jamu-jamuan yang diantar Sodiq. Saat menawarkan ke tenaga medis, kata Sodiq, mereka menyukai dan mengkonsumsinya juga. Orang-orang yang diberi jamu, merasa badannya lebih segar dan tidur dengan nyenyak.
Menurut Sodiq, ada 14 rempah yang terdri dari jenis rimpang, biji-bijian, daun-daun, dan serai. "Selain bawang merah, ada jamu dari rumah, isinya jahe merah, kunyit kencur, ketumbar, jintan hitam kayu manis," kata Sidiq.
Sebagai mantan penderita Covid-19, Yuyun mengimbau walaupun berita di luar mengerikan, ketika melihat pasien positif jangan antipati. Apalagi sampai misalnya menolak pemakaman jenazah pasein Covid-19.
"Hal-hal itu (berita-berita di sosial media) jangan dijadikan momok yang menakutkan, jangan jadi panik. Pasien yang dinyatakan positif, kemungkinan sembuh juga sangat ada, tergantung diri sendiri," kata Yuyun.
"Kalau sudah massif ini menjadi repot karena menyebar secara cepat. Jika salah kita mempersepsikan anjuran protokler, jadi fatal," pungkas Yuyun.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua