Aru Lego Triono
Penulis
Cirebon, NU Online
Wakil Rais 'Aam PBNU KH Muhammad Anwar Iskandar menjelaskan tentang perbedaan kiai pada zaman dulu dan sekarang. Perbedaannya terletak pada doa yang mustajab ketika dimintai tolong oleh masyarakat.
"Kiai dulu nggak pandai pidato tapi kalau doa, mustajab (terkabul). Kalau kiai sekarang, bukan main pidatonya dan pintar dalil tetapi doanya tidak mustajab. Sudah diludahi sampai basah kuyup, (masyarakat yang sakit) tetap tidak sembuh-sembuh," ucap Kiai Anwar berkelakar, disambut gemuruh hadirin.
Penjelasan itu disampaikan Kiai Anwar saat memberikan mauidzah hasanah dalam Pengajian Umum Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu (6/8/2022).
Ia menegaskan, para kiai terdahulu hidup dengan sangat sederhana. Mereka tak segan-segan menjadi pengayom dan senantiasa menolong masyarakat yang sedang kesusahan. Peran dan tugas ini disebut ri'ayatul ummah.
Tugas kiai terdahulu yang seperti itu, imbuh Kiai Anwar, harus terus ditiru dan dilanjutkan. Umat atau masyarakat harus selalu didampingi dan diberikan bimbingan atau pengayoman dalam menjalani kehidupan.
Ia menegaskan bahwa tugas kiai tidak hanya sekadar mengajar ngaji atau membaca kitab seraya para santri memaknainya. Kiai juga harus mampu menjadi tumpuan dari berbagai persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
"Ada masyarakat yang menanam padi. Padinya dimakan tikus, datang ke kiai, minta doa agar padinya diselamatkan dari tikus. Akhirnya padinya selamat. Istri sakit, minta didoakan kiai, akhirnya doanya mustajab," jelas Kiai Anwar, memberi contoh.
Inilah dakwah para kiai yang sesungguhnya. Mereka mampu menyantuni, mengayomi, dan merahmati umat. Bukan justru sebaliknya. Para kiai tidak pernah mengajarkan caci maki, atau bahkan sampai memfitnah orang lain.
Baca Juga
Dua Kiai "Gila" Beda Zaman
"Jadi mandat yang diberikan Allah kepada para kiai itu: didiklah masyarakat itu agar ibadahnya benar, akidahnya benar, muamalahnya benar, akhlakul karimahnya benar," jelas Kiai Anwar.
"Lalu naik (level), menjadi pelayan masyarakat. Kebutuhan apa saja dari masyarakat, penuhi," imbuh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien, Ngasinan, Kediri, Jawa Timur itu.
Terdapat dua tugas dan peran kiai yang harus ditiru atau dilanjutkan oleh para generasi penerusnya. Kedua tugas itu adalah memberikan pemahaman keagamaan kepada umat (tafaqquh fiddin) dan komitmen menjaga keutuhan negara (himayatuddaulah).
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Kolaborasi LD PBNU dan LTM PBNU Gelar Standardisasi Imam dan Khatib Jumat Angkatan Ke-4
2
Cara Wudhu di Toilet agar Tidak Makruh
3
LAZISNU Gelar Lomba dengan Total Hadiah Rp69 Juta, Ini Link Pendaftarannya
4
Gus Yahya Ceritakan Awal Mula Kiai Ali Maksum Merintis Pengajian Kitab di Pesantren Krapyak
5
Hukum Gugat Cerai Suami karena Nafkah Batin
6
Hukum Khatib Tidak Berwasiat Takwa dalam Khutbah Kedua
Terkini
Lihat Semua