Beda Orientasi, UN dan Seleksi PTN Tidak Seharusnya Terintegrasi
NU Online Ā· Rabu, 15 Januari 2025 | 07:00 WIB
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Menteri Pendidikan dan Dasar Menengah (Mendikdasmen) Abdul Muāti mengatakan bahwa Ujian Nasional (UN) tahun 2025/2026 akan menggunakan pola baru. Salah satunya, UN bagi sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat dapat menjadi tiket masuk perguruan tinggi negeri (PTN).
Baca Juga
Mendikbud Tiadakan Ujian Nasional 2021
Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriawan Salim menilai bahwa tes UN dengan tes seleksi masuk ke PTN merupakan dua tes yang berbeda. āDesain dua ujian ini berbeda,ā ujarnya kepada NU Online pada Senin (13/1/2025).
Ia menyampaikan bahwa tes seleksi masuk ke PTN memiliki tingkat kesulitan soal yang berbeda dengan tujuan dapat menyeleksi calon mahasiswa dengan selektif.
āYang namanya seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri itu memang soalnya harus susah karena tidak akan menerima semua calon peserta tes seleksi masuk karena sifatnya seleksi,ā katanya.
Baca Juga
Madrasah Tidak Perlu Ujian Nasional
āTes seleksi masuk itu kan tidak akan meluluskan semuanya. Yang diluluskan itu justru sedikit dari jumlah peserta tes, karena memang harus betul-betul orang yang selektif yang masuk,ā lanjutnya.
Berbeda dengan UN, lanjutnya, yang diujikan mata pelajaran yang telah siswa pelajari di kelas. āKalau UN itu mengetes mata pelajaran yang sudah dipelajari oleh peserta didik,ā kata Satriwan.
Satriwan menyampaikan ketika pelaksanaan UN di zaman Menteri Anies Baswedan dan Muhajir memiliki fungsi sebagai pemetaan kompetensi siswa. āZaman menterinya Anies Baswedan dan Muhajir, UN itu untuk pemetaan kompetensi atau pemetaan kemampuan anak-anak Indonesia,ā katanya.
Ia menambahkan, tes seleksi masuk ke PTN memiliki fungsi menyeleksi calon peserta untuk masuk menjadi mahasiswa. āSedangkan tes masuk perguruan tinggi negeri fungsinya untuk menyeleksi orang masuk ke lembaga perguruan tinggi negeri, itu berbeda tuh,ā katanya.
Ia menilai jika tes UN dengan tes seleksi PTN ini digabungkan akan mencampur adukkan dua program tersebut. āP2G melihat, ini mencampuradukkan antara program UN dengan seleksi perguruan tinggi negeri,ā katanya.
Satriwan menyampaikan bahwa seharusnya pemerintah meningkatkan aspek literasi dan numerasi kepada siswa karena Indonesia masih tertinggal dalam dua aspek tersebut.
āBagi P2G sebenarnya pemetaan mutu, pemetaan kompetensi murid di aspek literasi numerasi itu penting, itu perlu, tetapi jangan diintegrasikan dengan seleksi masuk perguruan tinggi negeri karena itu dua entitas yang berbeda,ā ungkapnya.
Terpopuler
1
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
2
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
3
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
4
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPUĀ
5
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
6
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
Terkini
Lihat Semua