Nasional

Wacana Kembalikan UN, Gus Yahya: Perlu Integrasi Pendidikan Indonesia dengan Internasional

Sabtu, 4 Januari 2025 | 10:00 WIB

Wacana Kembalikan UN, Gus Yahya: Perlu Integrasi Pendidikan Indonesia dengan Internasional

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam acara Ngopi Bareng Gus Yahya dengan Sahabat Media di Gedung PBNU lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Jumat (3/1/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

 

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menanggapi wacana pemerintah yang akan kembali menerapkan sisten ujian nasional (UN) sebagai standar kelulusan.

 

Gus Yahya, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa sampai saat ini pemerintah belum banyak melibatkan masyarakat dalam wacana ini, terutama terkait dampak sistem pendidikan di Indonesia.

 

“Mengenai ujian nasional, ini pertama soal kebijakan pemerintah. Sejauh ini, saya kira masyarakat masih belum cukup mendengar atau dilibatkan dalam diskusi mengenai seluk-beluk gagasan, mengenai policy ujian nasional ini,” katanya dalam acara Ngopi Bareng Gus Yahya dengan Sahabat Media di Gedung PBNU lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Jumat (3/1/2025).

 

Ia juga singgung perlunya ada integrasi soal sistem pendidikan di Indonesia dengan standar pendidikan internasional. 

 

“Kita ini punya masalah yang menyangkut integrasi semua sistem, yang secara domestik (pendidikan di Indonesia) ini dengan arena pergulatan internasional,” ujar Gus Yahya.

 

Gus Yahya memberi contoh masalah siswa-siswa lulusan pendidikan dalam negeri yang mengalami kesulitan saat mendaftar di kampus atau universitas internasional.

 

“Selama ini kita sudah mendengar berbagai masalah yang terkait dengan standar pendidikan domestik kita. Ketika dibawa kepada ke lembaga-lembaga internasional, misalnya lulusan-lulusan madrasah aliyah kita,” ujarnya.

 

“Pengalaman NU sendiri ya, baik madrasah aliyah negeri yang dikelola pemerintah maupun swasta bahkan yang dikelola oleh NU sendiri ini, ketika mendaftar ke universitas-universitas internasional atau di luar negeri seperti Al-Azhar misalnya. Itu kita masih harus mengejar standarnya sana,” lanjutnya.

 

Gus Yahya menyampaikan bahwa harus ada seleksi lebih terintegrasi dengan standar sistem pendidikan internasional yang berkembang di seluruh dunia.

 

“Karena sekolah-sekolah yang kita miliki ini ternyata lulusannya beda-beda, disesuaikan dahulu tidak semuanya bisa langsung masuk menjadi mahasiswa perguruan tinggi internasional,” katanya.

 

“Saya kira hal-hal ini menjadi pertimbangan ketika berpikir tentang perlunya ujian nasional, sedemikian rupa sehingga sistem pendidikan kita ini lebih terintegrasi dengan sistem pendidikan global yang sekarang berkembang di seluruh dunia,” tambahnya.

 

Ketum PBNU itu menyampaikan bahwa perlunya pengelolaan lebih lanjut tentang wacana kembalinya penerapan UN. Dengan begitu, pendidikan di Indonesia dapat dibangun sesuai standar yang mampu bersaing di tingkat internasional.

 

“Tentu membutuhkan pengolahan-pengolahan lebih lanjut, tetapi saya kira konsennya legitimate dan memang ini satu hal yang harus kita pikirkan. Dan ini menjadi pengalaman NU sendiri ketika melakukan engagement dengan berbagai lembaga pendidikan tinggi internasional,” ujarnya.