Nasional

Di Deklarasi GSN, Prabowo Singgung Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih dan Berkeadilan

Ahad, 3 November 2024 | 09:00 WIB

Di Deklarasi GSN, Prabowo Singgung Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih dan Berkeadilan

Presiden Prabowo saat berpidato dalam acara Deklarasi Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) di Indonesia Arena, GBK, Sabtu (2/11/2024). (Foto: TVNU/Miftah)

Jakarta, NU Online

Presiden Prabowo Subianto menyinggung soal tata kelola pemerintahan yang bersih dan berkeadilan. Ia mengambil contoh pemerintahan pada masa Imperium Ottoman atau Kesultanan Turki Utsmani yang dinilainya sukses membuat pemerintahan yang bersih.


Hal itu diungkapkan Prabowo di hadapan ribuan pendukungnya beserta seluruh jajaran Kabinet Merah-Putih saat acara Deklarasi Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Sabtu (2/11/2024) malam.


"Di suatu peradaban yang sukses imperium yang sukses yaitu Imperium Ottoman Utsmani dimana dikatakan bahwa tidak ada negara yang berhasil tanpa pemerintah yang bersih, tidak ada kemakmuran tanpa keadilan, tidak ada negara yang berhasil kalau rakyatnya tidak bahagia," katanya disambut tepuk riuh hadirin.


Ajaran itu membuat Pranowo lebih bertekad untuk menjalankan pemerintahan secara bersih. Ia mengajak semua pihak bekerja sama. Namun bagi pihak yang tidak mau diajak kerja sama, Prabowo memintanya untuk berada di pinggir saja.


"Saya bertekad, saya bertekad memimpin pemerintah Republik Indonesia yang bersih, yang bersama saya ayo, yang tidak mau bersama saya, minggir!" tegasnya.


Prabowo menyadari bahwa negara-negara lain akan menghormati Indonesia jika kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan seluruh rakyat dapat dipenuhi.


"Kita tidak mau selalu jadi negara yang di bawah, kita tidak mau dianggap selalu bangsa yang miskin karena kita tahu bahwa kita tidak miskin, kita tahu bawah kita kaya," jelasnya.


Ia mengajak semua pihak untuk bersatu dan mengumpulkan kekuatan demi mencapai cita-cita bangsa Indonesia yang berdiri tegak terhormat dan dihormati karena rakyatnya sejahtera.


"Mari kita kumpulkan semua daya kekuatan kita untuk mencapai yang kita cita-citakan agar bangsa Indonesia berdiri tegak terhormat di hormati karena rakyatnya sejahtera, dihormati karena kita negara makmur, dihormati karena kita bisa memberi keadilan kepada seluruh rakyat kita," sambungnya.


Prabowo juga bersikukuh untuk mengajak semua pembantunya di jajaran Kabinet Merah Putih untuk bekerja sama demi rakyat dan menjaga seluruh kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.


"Mari kita wujudkan cita-cita pendiri bangsa kita, cita-cita Bung Karno, cita-cita Bung Hatta, cita-cita Bung Sjahrir, cita-cita Sudirman, cita-cita semua pendiri-pendiri bangsa kita Indonesia: rakyatnya hidup sejahtera," jelasnya.


Itulah alasan Gerakan Solidaritas Nasional atau GSN dideklarasikan. Prabowo pun meminta agar jajarannya tidak sering mengadakan acara yang sifatnya seremonial dan memakan biaya tinggi.


"Jangan terlalu banyak acara-acara (megah), mungkin acara seperti ini (GSN) acara lima tahun sekali saja ya. Kita sekarang cari upaya sumber apa yang bisa kita buat untuk membantu rakyat kita paling membutuhkan bantuan," terangnya.


Pada Deklarasi GSN ini hadir semua jajaran menteri Kabinet Merah Putih. Di antaranya Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri Riset dan Teknologi Yassierli, dan Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar.


Hadir juga Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Choiri Fauzi, serta Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran/Wakil Kepala BP2MI Christina Aryani.


Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Indonesia Yusril Ihza Mahendra; Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni; Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono; Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Nusron Wahid; Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satrio Brodjonegoro; serta Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait.