Di Haul Ke-13 Gus Dur, Gus Mus Ungkap Ayat Pegangan Kiai NU
Ahad, 18 Desember 2022 | 20:00 WIB

Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri saat memberi nasihat pada Haul ke-13 Gus Dur di Ciganjur, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (17/12/2022) malam. (Foto: NU Online/Suwitno)
Ahmad Naufa
Kontributor
Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri didaulat memberi nasihat pada Haul ke-13 Gus Dur di bilangan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022) malam. Dalam kesempatan ini, Gus Mus mengungkap ayat Al-Qur’an yang menjadi pegangan kiai-kiai NU, yaitu Surat At-Taubah ayat 128.
“Itu pegangannya kiai-kiai, mencontoh kanjeng Nabi Muhammad SAW,” ungkapnya, kepada hadirin yang datang secara luring maupun mengikuti secara daring melalui live streaming di kanal YouTube TVNU dan TV9.
Nabi Muhammad saw, kata Gus Mus, diperikan oleh Allah SWT sendiri dalam ayat ini. “Kanjeng Nabi Muhammad itu tidak tahan melihat penderitaan umatnya, ‘aziizun ‘alaihi maa ‘anittum,” jelasnya.
“Haritsun ‘alaikum, penuh perhatian kepada umatnya. Jangan sampai ada umatnya yang tersesat, jangan sampai ada yang menderita. Bil mu’miniina rauufurrahiim,” imbuh sahabat karib Gus Dur itu.
Menurut Gus Mus, itulah ayat pegangan yang akan ditiru oleh para kiai NU. “Oleh karena itu, saya mempunyai definisi sendiri, kiai-kiai NU itu: alladziina yandhuruuna ilal ummah bi ‘ainir rahmah, orang-orang yang melihat umat dengan mata kasih sayang,” paparnya.
Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibien, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu kemudian memberi gambaran. Ketika kiai melihat orang tidak tahu, maka diberi tahu. Ketika melihat orang bodoh, dikasih pengajian. Menurut Gus Mus, dalam hal ini, Gus Dur adalah contoh paling jelas.
Sebelumnya, penulis cerpen Gus Jakfar yang fenomenal itu mengajak hadirin untuk meneladani Gus Dur. “Kalau kita mengaku mencintai Gus Dur, kita harus berusaha semampu kita untuk meneladani. Semampu kita,” ajaknya.
Gus Mus kemudian mengungkap beberapa sifat keteladanan Gus Dur, yaitu jujur, berani, bertanggung jawab, dan welas asih (kasih sayang). Lalu, ia merapalkan dan menjelaskan Surat At-Taubah ayat 128 yang sebelumnya telah dibacakan oleh Ustadz Miqdar Dzulfiqar Basyaiban dari Sidoarjo.
Hadir dalam kesempatan ini, hadir Nyai Hj Sinta Nuriyah beserta putri-putri Gus Dur, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan jajarannya serta para kiai, cendekiawan, pejabat, politisi, budayawan dan aktivis sosial.
Kontributor: Ahmad Naufa
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Marhaban Ramadhan, Raih Maghfirah dan Keberkahan
3
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
4
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
5
Khutbah Jumat: Kepedulian Sosial Sebagai Bekal Menyambut Ramadhan
6
Reshuffle Perdana Kabinet Merah Putih: Brian Yuliarto Jadi Mendiktisaintek Gantikan Satryo Brodjonegoro
Terkini
Lihat Semua