Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Robikin Emhas mengemukakan tentang tantangan PMII pada saat dirinya aktif di PMII.Â
Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Ketua LPBH PB PMII itu, pada masa Orde Baru (Orba), PMII termasuk organisasi yang masuk plat merah oleh pemerintah, yakni menjadi organisasi yang dimarjinalkan.
Di antara risiko dari pemarjinalan itu, PMII tidak mendapat fasilitas anggaran dari negara, bahkan dalam menyampaikan pandangannya mendapat kontrol yang ketat dari pemerintah.Â
Namun, kata Robikin, hal itu menjadi tantangan bagi PMII bagaimana mempunyai kesanggupan berdiri di kaki sendiri atau menjadi mandiri.Â
"Nah itu tantangan-tantangan yang semakin mendewasakan kami," ujarnya beberapa hari yang lalu di Gedung PBNU, Jakarta Pusat.Â
Tekanan dari pemerintah tidak melenturkan daya kritis aktivis PMII dan tidak kehilangan kesanggupan untuk membesarkan organisasi.Â
Adapun tantangan hari ini, menurutnya, PMII harus semakin memperkuat komitmen kebangsaan. "Komitmen kebangsaan selalu dibutuhkan," tegasnya.Â
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengingatkan kepada aktivis PMII agar memperkuat bidang akademik masing-masing dan harus tetap mendampingi rakyat.Â
PMII didirikan pada 17 April 1960 di Surabaya dengan Ketua Umum pertama H Mahbub Djunaidi.Â
Pada 17 April 2018 besok, PMII memasuki usia 58. Usia yang cukup matang untuk selalu mengawal kepentingan rakyat dan membangun bangsa Indonesia lebih baik.Â
"Selamat Harlah ke-58," pungkas Robikin. (Husni Sahal/Fathoni)