Jakarta, NU Online
Fobia terhadap Islam begitu marak khususnya di belahan dunia Barat. Hal ini menarik Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) menggelar halaqah dengan tema NU dan Islamophobia Global.
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dalam pemaparannya menjelaskan bahwa islamofobia bukan benci terhadap Islam.
"Ada persepsi yang kurang tepat, bukan membenci, tapi takut," terangnya kepada para peserta di lantai 5 gedung PBNU, Jakarta, Selasa (17/4).
Kiai asal Rembang itu mengatakan bahwa islamofobia bukanlah barang baru. Menurutnya, bukan karena maraknya terorisme, lalu muncul islamofobia.Â
Selama kurun waktu Turki Usmani berkuasa terus melakukan ekspansi. Fuqaha pada zaman itu berfatwa hukum perang adalah fardu kifayah setahun sekali.
Gus Yahya, sapaan akrabnya, bercerita pernah bertemu orang Jerman. Sewaktu kecil, orang Jerman itu menyanyikan lagu yang liriknya melarang anak meminum kopi. Hal ini mengingat kopi merupakan minuman orang Islam. Menurutnya, hal itu saking mengakarnya ketakutan itu.
Oleh karena itu, hal ini perlu dicarikan solusi bagaimana menghilangkan islamofobia itu.
Sementara itu, Ketua LBM NU KH Nadjib Hassan mengistilahkan pembahasan pada halaqah ini adalah 'fikih zaman now'.
Halaqah yang dibuka oleh Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin ini bakal dilanjut dengan tashih draft buku "Fikih Ramah Penyandang Disabilitas. (Syakir NF/Abdullah Alawi)