Jakarta, NU OnlineÂ
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merayakan Hari Lahir (Harlah) ke-58 di Gedung Sabuga Bandung, Selasa, (17/4). Abdurahman Wahid, Ketua PC PMII Ciputat mengajak kader PMII se-Indonesia agar tanggap menghadapi perkembangan revolusi industri 4.0 di era digital.
“Saat ini kita tengah memasuki era revolusi industri 4.0, yaitu era dimana dunia industri digital telah menjadi suatu paradigma dan acuan dalam menghadapi kehidupan. Era revolusi industri 4.0 hadir bersamaan dengan era disrupsi, sehingga menjadi tantangan yang harus dihadapi," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa kader PMII harus mampu mengembangkan kapasitas diri dan organisasi dalam menghadapi perubahan zaman.
"PMII sebagai ruang pengembangan kapasitas, kreativitas dan inovasi harus mampu menjawab perkembangan yang saat ini berjalan. Tentu ini harus sejalan dengan rule model kaderisasi di PMII. Sehingga kader PMII k edepan tidak gagap dalam menyikapi ekonomi digital dan revolusi industri 4.0," ungkap Wahid.
Di usia ke-58, PMII perlu memberikan narasi yang utuh agar persoalan bangsa mampu dijawab dengan sikap yang bijak dan dewasa, sehingga penguatan kapasitas kader menjadi hal penting.
“Paradigma organisasi perlu pembaruan. Hal penting lainnya adalah pengembangan sumber daya manusia, kemampuan membaca, menganalisa, dan membuat konklusi berfikir berdasarkan data (realitas) serta Informasi (Big Data) sebagai modal untuk memperkuat kapasitas Kader," tandasnya.
Mabincab PMII Cabang Ciputat, Ahmad Sugiyono menegaskan bahwa kader PMII tidak hanya siap tapi harus mengisi revolusi industri 4.0 yang merupakan industri padat teknologi dan cenderung menyerap sedikit tenaga kerja. Sementara Indonesia membutuhkan industri yang mampu mendorong terciptanya banyak lapangan pekerjaan.
“Kunci menghadapinya adalah sumber daya kader yang berkualitas dan inovatif. Hal yang perlu didorong adalah kepedulian inovasi baru dan pembekalan digital teknologi," tuturnya.
Menghadapi era digital pengurus PMII harus sadar pentingnya data kader dan potensinya
"Program pendataan online kader dan alumni oleh PMII Cabang Ciputat yang sekarang digalakkan sangat bagus. Hal itu selaras dengan konsep "big data" agar tahu kekuatan organisasi. Ke depannya potensi kader terdistribusikan sesuai bidang keahlian masin-masing," ungkap pengurus Pimpinan Pusat GP Ansor ini.
Ia meyakini PMII mempunya modal kuat mengisi pembangunan nasional. Hal ini sesuai dengan tema Harlah ke-58 "Satu Barisan dan Satu Cita PMII Untuk Indonesia".
"Selain sumber daya kader (SDK), jaringan ekstensif di berbagai sector yang dimiliki PMII, juga basis sejarah ke-Islaman dan ke-Indonesiaan akan menjadi modal kuat menghadapi berbagai perubahan di era revolusi industri 4.0 saat ini," pungkas Ogie. (Abdullah Alawi)