Nasional

Kaji Konsep Green Pesantren, Dosen Unusia Hasan Basri Raih Doktor dari Western Sydney University

Sabtu, 4 Januari 2025 | 16:00 WIB

Kaji Konsep Green Pesantren, Dosen Unusia Hasan Basri Raih Doktor dari Western Sydney University

Potret Mohammad Hasan Basri di Western Sydney University, Australia. (Foto: istimewa)

Australia, NU Online

 

Mohammad Hasan Basri, dosen Fakultas Islam Nusantara di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), berhasil menyelesaikan studi doktoralnya melalui program 5000 Doktor Kemenag RI.

 

Ia meraih gelar Ph.D dari The School of Social Sciences, Western Sydney University, Australia, dengan penelitian yang mengangkat tema penting mengenai gerakan lingkungan berbasis pesantren.

 

Dalam disertasinya yang berjudul "Green Islam and Green Pesantren: An Ethnographic Study of Pesantren Annuqayah, Madura Island, Indonesia", Mohammad Hasan Basri mengeksplorasi peran pesantren dalam upaya pelestarian lingkungan.

 

"Penelitian saya berfokus pada Pondok Pesantren Annuqayah di Sumenep, Madura, dan Pesantren Darul Ulum Lido sebagai studi perbandingan," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima NU Online pada Sabtu (4/1/2025).

 

Annuqayah, jelasnya, adalah pesantren tradisional yang telah menggerakkan program lingkungan sejak 1970-an dan mendapat penghargaan Kalpataru pada 1981. Sementara Darul Ulum Lido adalah pesantren modern yang memulai program konservasi melalui Hima Zone.

 

Dengan pendekatan studi etnografis, penelitian ini menelusuri akar teologis dan filosofis dari visi dan aksi hijau (green vision and action) pesantren. Disertasi ini juga menyoroti bagaimana pesantren memanfaatkan modal sosial dan kultural mereka dalam upaya penyelamatan lingkungan melalui pendidikan dan pelibatan masyarakat.

 

Menurut Basri, pesantren memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam menghadapi tantangan krisis ekologis. “Pesantren dapat terus melestarikan modal sosial dan kulturalnya, sehingga mendapat simpati dan kolaborasi dari berbagai lembaga nasional maupun internasional,” tambahnya.

 

Setelah menyelesaikan studinya, Mohammad Hasan Basri berharap hasil penelitiannya dapat menjadi sumbangan akademis maupun praktis bagi gerakan lingkungan di Indonesia, khususnya di kalangan pesantren.

 

“Semoga penelitian ini bisa menginspirasi berbagai kalangan, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat luas, untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Saya juga berharap pesantren dapat terus mengembangkan potensi mereka dalam mendukung pembangunan bangsa yang berkelanjutan,” ungkapnya.