Nasional

Kelas Entrepreneur Gudirian Ngaji Etika Bisnis

Senin, 20 April 2015 | 20:03 WIB

Yogyakarta, NU Online
Jaringan Gusdurian menyelenggarakan Kelas Entrepreneur Gusdurian (KEG) angkatan kedua di Griya Gusdurian Timoho Yogyakarta. Pada pertemuan perdana dari sepuluh kali pertemuan ke depan ini, peserta membahas etika bisnis bersama Koordinator jaringan GUSDURian Hj Alissa Qotrunnada (Alissa Wahid).
<>
Menurut Alissa, pelaku bisnis tidak cukup bermodal hanya keberanian mencoba dan tidak takut gagal. Baginya, bisnis harus dijalankan dengan baik agar usaha berkembang.

“Caranya adalah dengan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Jika pelanggan puas, maka laba dipastikan akan bertambah,” kata Alissa.

Sementara panitia KEG Khoirul Atqiya menyebutkan tujuan kegiatan ini untuk mendorong komunitas GUSDURian masuk dalam dunia bisnis. Mereka diharapkan turut ambil bagian dalam persaingan di dunia bisnis.

Pria yang biasa disapa Qiya’ itu mengatakan bahwa peluang bisnis saat ini terbuka lebar. Tinggal bagaimana seorang entrepreneur memanfaatkan peluang yang ada.

“Apalagi tren media sosial begitu luar biasa. Hal ini bisa kita manfaatkan sebagai media berbisnis juga. Sambil online, bisa sambil bisnis,” tuturnya saat ditemui setelah acara.

Kegiatan yang dimulai pada 18 April hingga 20 Juni 2015 ini, diikuti sebanyak 35 orang yang berasal dari berbagai wilayah di Yogyakarta dan sekitarnya. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari pengusaha rental mobil, penjual pakaian, hingga mahasiswa yang belum memiliki usaha.

Para peserta akan mendapatkan materi tentang bisnis seperti etika bisnis, perencanaan bisnis, manajemen keuangan, marketing online hingga permodalan. Panitia telah mempersiapkan tutor-tutor berpengalaman dalam menggeluti dunia bisnis untuk mendampingi peserta.

Seorang peserta asal Jetis Bantul bernama Ngatijo menyatakan motivasi keikutsertaannya pada kegiatan ini untuk menambah wawasan. Pria yang pernah menggeluti berbagai usaha mulai dari mebel, roti bakar hingga bakso tusuk itu tertarik untuk mengikuti dinamika di dalam kelas.

Ia mengungkapkan bahwa bisnis yang dilakukannya tergantung mood. “Kalau moodnya baik, ya langsung tak garap, mas. Apapun peluang bisnisnya, termasuk jualan bakso tusuk di even pasar malam,” ujarnya. Dengan mengikuti KEG ini, besar harapannya bisa menjalankan bisnis secara baik. Saat ditanya dari mana ia mendapatkan informasi KEG, pria yang kini bekerja sebagai tukang kayu itu mengaku mendapat informasi dari media cetak.

Hal senada diutarakan Nur Syamsiyah. Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga semester enam ini mengikuti KEG untuk belajar bersama para pelaku bisnis yang sudah berpengalaman. “Jadi kalau besok terjun ke dunia bisnis bisa menerapkan trik-trik sukses dari mereka,” pungkasnya. (Sarjoko/Alhafiz K)