Ketua LD PBNU Tegaskan Dakwah Harus Menyasar Semua Lapisan Masyarakat dan Tak Boleh Dijadikan Profesi
Selasa, 18 Februari 2025 | 22:00 WIB

Ketua LD PBNU Gus Aab saat menyampaikan ceramah dalam acara Temu Pegiat Dakwah Digital NU di Gedung PBNU, Jakarta, pada Selasa (18/2/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) menegaskan, dakwah harus mampu menyasar kepada semua lapisan masyarakat, sebagaimana pesan dari Pendiri NU Hadratussyekh Hasyim Asy'ari.
"Ajakan beliau (Hadratussyekh Hasyim Asy'ari) diawali dengan menyebut al-fuqara dan ad-dhu'afa. Jadi itu yang diajak oleh beliau," ujar Gus Aab dalam Temu Pegiat Dakwah Digital NU di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya 164, Jakarta, pada Selasa (18/2/2025).
Gus Aab menjelaskan bahwa Hadratussyekh Hasyim Asy'ari mengajak para dhu'afa karena mayoritas warga NU berada dalam kelompok tersebut.
"Pesan ini juga mengingatkan fungsionaris NU di berbagai tingkatan bahwa manfaat dari harakah jam'iyah seharusnya dapat dirasakan bukan hanya oleh pengurus dan elitenya saja tapi manfaatnya lebih diprioritaskan dirasakan oleh seluruh lapisan (masyarakat) Nahdliyin," jelasnya.
Menurut Gus Aab, dakwah tidak bisa hanya mengajak al-fuqara saja. Untuk mengadakan kegiatan, kadang diperlukan juga para aghniya (orang kaya) agar terjadi proses saling mengisi.
"Yang dipanggil duluan Hadratussyekh orang-orang yang lemah, kaum mustadh'afin, orang-orang yang sulit mendapatkan keadilan, yang termarginalkan, orang yang kadang dipandang remeh itu diajak agar hak mereka didapat dengan baik," ucapnya.
Gus Aab mengatakan bahwa jika hanya kaum dhu'afa saja yang dipanggil, mak siapa yang akan melakukan pendampingan dan advokasi? Karena itu, yang diajak juga adalah al-aqwiya atau orang-orang yang memiliki kekuasaan dan pengaruh.
"Mereka diajak untuk bersama-sama bergabung dalam NU," jelasnya.
Dakwah dalam konteks ini, menurut Gus Aab, menjadi tugas LDNU yang berfokus pada dakwah bil maqal (ucapan), sebagaimana pesan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
"LD PBNU yang diambil kaplingnya adalah dakwah bil maqal atau aktivitas-aktivitas mimbar," ujarnya.
Dakwah tak boleh dijadikan profesi
Gus Aab menegaskan bahwa dalam tuntutan keadaan sekarang, dakwah harus tetap dilakukan secara profesional, di mana pun dan dengan cara apa pun. Ia menegaskan, dakwah tidak boleh dijadikan profesi.
"Jadi dakwah harus profesional tapi jangan pernah dijadikan profesi agar tidak keluar dari rel. Prinsip washatiyah dicari dari situ," pungkasnya.
Terpopuler
1
KH Bisri Syansuri (1): Nasab dan Sanad Keilmuan
2
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
3
Khutbah Jumat: Marhaban Ramadhan, Raih Maghfirah dan Keberkahan
4
Khutbah Jumat: Kepedulian Sosial Sebagai Bekal Menyambut Ramadhan
5
Reshuffle Perdana Kabinet Merah Putih: Brian Yuliarto Jadi Mendiktisaintek Gantikan Satryo Brodjonegoro
6
Ketua LF PBNU: Banyak Masalah Fiqih akan Terganjal Jika Kalender Hijriah Diglobalkan
Terkini
Lihat Semua