Kiai Musthofa Aqil Kisahkan Perjumpaan Nabi dengan Kijang
Selasa, 7 Januari 2014 | 01:01 WIB
Purbalingga, NU Online
Dalam momen peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Purbalingga, Jawa Tengah, Sabtu lalu, Katib Syuriyah PBNU KH Musthofa Aqil Siroj bertutur kepada sekitar 5000 jamaah tentang kemuliaan akhlak dan kunci sukses dakwah Rasulullah.
<>
“Kenapa maulid Nabi SAW selalu diperingati di mana-mana?” tanya pengasuh Pondok Pesantren Al Gadir Kempek, Cirebon, Jawa Barat, ini kepada hadirin yang memadati Kompleks Pondok Pesantren Nurul Qur’an Desa Bukateja Kecamatan Bukateja, Purbalingga.
Karena Nabi Muhammad SAW sukes dalam berdakwah. Selama 23 tahun, Nabi Muhammad SAW mengemban risalah menyebarkan Islam ke seluruh dunia. “Padahal Kanjeng Nabi sendirian, tidak punya tim sukses, baliho. Tapi beliau sukses berdakwah,” kata Kiai Musthofa
Ia menjelaskan, selain sebagai kekasih Allah (habibullah), Rasulullah memiliki peran sebagai penyebar rahmat bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil alamin). Kedudukan spesial Nabi dengan Allah banyak disebutkan dalam al-Qur’an.
Dalam kesempatan itu juga KH Musthofa Aqil mengajak jamaah untuk meneladani akhlak Nabi. “Nabi Muhammad SAW tidak saja sayang kepada manusia namun juga kepada hewan. Ini sebagai bukti, beliau sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi alam semesta,” lanjut Kiai Musthofa.
Ia lalu mengisahkan seorang laki-laki lewat di sisi Nabi Muhammad SAW dengan membawa seekor kijang hasil tangkapannya. Lalu Allah SWT yang berkuasa atas semua makhluk-Nya, telah menjadikan kijang itu berbicara kepada Nabi Muhammad SAW. Selepas Kijang itu mengucapkan salam, lalu sang kijang melanjutkan percakapannya.
“Wahai Pesuruh Allah, sesungguhnya aku mempunyai beberapa anak yang masih menyusu, dan sekarang aku sudah ditangkap sedangkan anak-anakku kelaparan,” kata kijang itu meminta belas kasihan.
Rasulullah SAW yang mampu mengerti bahasa kijang itu lantas berdialog dengan si kijang. “Apakah yang engkau harapkan dariku?” tanya Rasulullah SAW.
“Tolong perintahkan orang ini melepaskan aku supaya aku dapat menyusui anak-anakku dan sesudah itu aku akan kembali kemari,” janji kijang itu dengan sangat memohon.
"Bagaimana kalau engkau tidak kembali lagi ke sini?" tutur Rasululah SAW.
“Kalau aku tidak kembali kemari, nanti Allah SWT akan melaknatku sebagaimana ia melaknat orang yang tidak mengucapkan shalawat bagi engkau apabila disebut nama engkau di sisinya,” janji kijang itu.
Lalu Nabi Muhammad SAW pun bersabda kepada orang itu untuk melepaskan kijang itu buat sementara waktu.
Tanpa banyak berpikir lagi si pemburu memenuhi permintaan Rasulullah Saw. Setelah dilepas oleh si pemburu, kijang itu lari kencang meloncat-loncat kegirangan di padang pasir sambil terus berkata,”Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Anda adalah utusan Allah.”
“Demikianlah betapa kasih sayang Rasulullah SAW kepada sang Kijang menunjukan bahwa beliau sayang kepada hewan, apalagi kepada manusia. Sungguh Rasulullah SAW memberikan rahmat kepada alam semesta dan isinya,” terang KH Musthofa ‘Aqil yang juga menantu KH Maemoen Zubair, Sarang Rembang ini kepada jamaah mengakhiri pengajian Maulid SAW. (Aji Setiawan/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua